Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Getaran Gempa M6,5 Garut Terasa Hingga Jakarta, Trending Topics Di X
- Gempa M3,1 Sukabumi Dipicu Sesar Cugenang, Belum Ada Laporan Kerusakan Bangunan
- Gempa Kuat M6,5 Guncang Jabar Dan Sekitarnya, Masyarakat Diminta Tetap Waspada
- Malam Ini, Sukabumi Digoyang Gempa M3,1 Kedalaman 5 Km
- Media Timteng: Erick Bawa Berkah Bagi Sepak Bola Indonesia
P2G Minta Anies Hentikan PTM 100 Persen, Jangan Tunggu Lonjakan Kasus
Rabu, 26 Januari 2022 19:33 WIB
Sebelumnya
Lemahnya Pengawasan
Satriawan menyebut, kondisi ini membuat para guru, orang tua, dan siswa merasa cemas dalam melaksanakan PTM 100 persen, yang saat ini masih berjalan.
Dia berpendapat, PTM 100 persen di tengah kondisi ini, tidak aman bagi guru dan siswa.
Baca juga : Menkes: Tembus Rp 10 T, Penyakit Jantung Paling Banyak Bebani Negara
"Coba rasakan, bagaimana guru, siswa berinteraksi kayak sekolah normal. Karena 100 persen siswa masuk setiap hari. Sementara itu, angka kasus meningkat tajam tiap hari. Ini mengganggu pikiran dan kenyamanan belajar di sekolah," papar Satriawan.
Data yang dihimpun P2G menunjukkan, ada beberapa sekolah di Jakarta sudah menghentikan PTM 100 persen sebanyak 2 kali, hanya dalam tempo 2 minggu, karena siswa dan gurunya positif Covid-19.
"Ada beberapa sekolah semula PTM 100 persen, lalu siswa kena Covid, PTM dihentikan 5×24 jam. Setelah itu PTM lagi, setelah beberapa hari PTM ada siswa positif lagi, terpaksa PTM dihentikan kembali. Ini kan tidak efektif. Sekolah buka tutup, buka tutup terus. Nggak tahu sampai kapan," cetus Satriwan.
Baca juga : KSP: PTM 100 Persen Tetap Berjalan Dengan Pengawasan Ketat
Di sisi lain, P2G masih menemukan banyak pelanggaran PTM 100 persen yang terjadi. Jaga jarak 1 meter dalam kelas sulit dilakukan, karena ruang kelas relatif kecil ketimbang jumlah siswa, ruang sirkulasi udara tidak ada atau ventilasi udara tidak dibuka karena kelas ber-AC, dan siswa berkerumun dan nongkrong bersama sepulang sekolah. Selain itu, masih ada kantin sekolah buka secara diam-diam.
Satriawan menyebut, lemahnya pengawasan dari Satgas Covid-19 termasuk dinas terkait. Kedisiplinan terhadap prokes harus terus digaungkan. Mulai dari rumah, di jalan, angkutan umum, di sekolah, dan pulang sekolah.
Jangan Tunggu Puncak Kasus
Baca juga : Ahli Epidemiologi Minta PTM Distop Dulu, Jangan Nunggu Kasus Meledak
P2G berharap, Pemprov DKI tidak meremehkan situasi Covid saat ini. Jangan tunggu puncak gelombang tiga Covid.
Di sekolah kita pernah belajar peribahasa: Pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna. [UMM]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya