Dark/Light Mode

P2G Minta Anies Hentikan PTM 100 Persen, Jangan Tunggu Lonjakan Kasus

Rabu, 26 Januari 2022 19:33 WIB
Ilustrasi pembelajaran tatap muka di sekolah secara hybrid atau PTM 50 persen. (Foto: Dwi Pambudo/RM)
Ilustrasi pembelajaran tatap muka di sekolah secara hybrid atau PTM 50 persen. (Foto: Dwi Pambudo/RM)

 Sebelumnya 
Lemahnya Pengawasan

Satriawan menyebut, kondisi ini membuat para guru, orang tua, dan siswa merasa cemas dalam melaksanakan PTM 100 persen, yang saat ini masih berjalan. 

Dia berpendapat, PTM 100 persen di tengah kondisi ini, tidak aman bagi guru dan siswa.

Baca juga : Menkes: Tembus Rp 10 T, Penyakit Jantung Paling Banyak Bebani Negara

"Coba rasakan, bagaimana guru, siswa berinteraksi kayak sekolah normal. Karena 100 persen siswa masuk setiap hari. Sementara itu, angka kasus meningkat tajam tiap hari. Ini mengganggu pikiran dan kenyamanan belajar di sekolah," papar Satriawan.

Data yang dihimpun P2G menunjukkan, ada beberapa sekolah di Jakarta sudah menghentikan PTM 100 persen sebanyak 2 kali, hanya dalam tempo 2 minggu, karena siswa dan gurunya positif Covid-19.

"Ada beberapa sekolah semula PTM 100 persen, lalu siswa kena Covid, PTM dihentikan 5×24 jam. Setelah itu PTM lagi, setelah beberapa hari PTM ada siswa positif lagi, terpaksa PTM dihentikan kembali. Ini kan tidak efektif. Sekolah buka tutup, buka tutup terus. Nggak tahu sampai kapan," cetus Satriwan.

Baca juga : KSP: PTM 100 Persen Tetap Berjalan Dengan Pengawasan Ketat

Di sisi lain, P2G masih menemukan banyak pelanggaran PTM 100 persen yang terjadi. Jaga jarak 1 meter dalam kelas sulit dilakukan, karena ruang kelas relatif kecil ketimbang jumlah siswa, ruang sirkulasi udara tidak ada atau ventilasi udara tidak dibuka karena kelas ber-AC, dan siswa berkerumun dan nongkrong bersama sepulang sekolah. Selain itu, masih ada kantin sekolah buka secara diam-diam.

Satriawan menyebut, lemahnya pengawasan dari Satgas Covid-19 termasuk dinas terkait. Kedisiplinan terhadap prokes harus terus digaungkan. Mulai dari rumah, di jalan, angkutan umum, di sekolah, dan pulang sekolah.

Jangan Tunggu Puncak Kasus

Baca juga : Ahli Epidemiologi Minta PTM Distop Dulu, Jangan Nunggu Kasus Meledak

P2G berharap, Pemprov DKI tidak meremehkan situasi Covid saat ini. Jangan tunggu puncak gelombang tiga Covid.

Di sekolah kita pernah belajar peribahasa: Pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna. [UMM]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.