Dark/Light Mode

Keren, 3 Mahasiswa UGM Ciptakan Obat Patah Tulang

Selasa, 16 Juli 2019 14:02 WIB
Dari kiri: Mahasiswa UGM Yudith Violetta P, Josi Aldo Pramono dan Vigha Ilmanafi. (Dok: Humas UGM)
Dari kiri: Mahasiswa UGM Yudith Violetta P, Josi Aldo Pramono dan Vigha Ilmanafi. (Dok: Humas UGM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, sukses menemukan obat patah tulang yang diberi nama Betagraft (Biomaterial Tulang Ayam Bonegraft). Penemuan tersebut, membuat generasi milenial Indonesia tak hentinya membuat penemuan yang mengagumkan. 

Ketiga mahasiswa tersebut di antaranya Yudith Violetta P (Mahasiswi Kedokteran Hewan), Vigha Ilmanafi A. (Farmasi), dan Josi Aldo Pramono (Teknik Mesin). Penemuan mereka ini pun diklaim mampu mempercepat penyembuhan patah tulang serta lebih mudah diaplikasikan ke penderita patah tulang.

Kasus patah tulang memiliki insidensi yang terus meningkat tiap tahunnya, menurut data dari Sistem Informasi Rumah Sakit Indonesia (2010) insidensi fraktur mencapai lebih dari 43 ribu kasus. 
Patah tulang atau fraktur menurut Yudith, tak hanya menyebabkan kerusakan pada jaringan tulang, namun juga jaringan lunak di sekitarnya, proses kesembuhan fraktur merupakan proses yang kompleks dan memerlukan waktu yang lama.

Baca juga : Mantap, 91 UMKM Binaan BI Tembus Pasar Dunia

"Bagi penderita fraktur sendiri dapat berakibat penurunan quality of life dan peningkatan pengeluaran, sehingga diperlukan penanganan yang tepat," ucapnya dalam keterangan pers yang diterima Rakyat Merdeka, Selasa (16/7).

Yudith mleanjutkan, pada kasus fraktur tulang sempurna dimana patahan tulang sudah tidak dapat disatukan kembali, menyebabkan implan sebagai immobilisator seperti yang tersedia secara umum di pasaran, tidak lagi efektif untuk digunakan.

"Dalam kasus tersebut dibutuhkan material bone graft (cangkok tulang) yang lebih efektif sebagai pengganti jaringan tulang rusak secara keseluruhan serta menstimulasi pembentukan jaringan baru," ujarnya.
Hal tersebut lantas mendorong 3 sekawan mahasiswa UGM, Yudith, Vigha, dan Josi Aldo menginovasikan biomaterial bone graft dalam bentuk gel nano-BCP (biphasic calcium phosphate) Kolagen yang berasal dari sampah biologis (biological waste) yang ketersediaanya sangat melimpah di Indonesia yaitu ceker ayam.

Baca juga : CSR Pertamina RU IV Cilacap Kembangkan Pertanian Ramah Lingkungan

“Keunggulan Betagraft bentuk gel dibandingkan dengan implan konvensional adalah fleksibel menjangkau pada seluruh fragmen patahan tulang," sebutnya. Selain itu, formulasi Betagraft mengandung material BCP yang berupa nanokristalin yang memiliki ukuran yang mirip dengan jaringan tulang normal (nanometrically natural), sehingga lebih cepat diabsorbsi dibandingkan biomaterial konvensional.

"Penambahan kolagen dalam bone graft dapat sebagai mediator osteoblast serta dapat mengurangi pembengkakan dan rasa sakit pasca operasi," katanya.Dalam praktiknya mereka mengolah ceker ayam yang banyak ditemukan di rumah potong ayam dan diformulasikan dalam bentuk gel yang mudah diaplikasikan, selanjutnya diujikan pada hewan coba yaitu tikus wistar usia dua bulan.

"Ditinjau dari luas kalus dan histopatologi sebagai parameter kesembuhan, Betagraft terbukti mampu mempercepat kesembuhan fraktur dibandingkan bone graft konvensional," jelas Vigha menambahkan.
Ketiga mahasiswa tersebut berharap penggunaan Betagraft bisa menjadi salah satu alternatif bone graft untuk penyembuhan patah tulang di Indonesia, dengan harga yang relatif ekonomis dan mudah diproduksi. [DWI]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.