Dark/Light Mode

Dampak Proyek Tol, 14 KK Warga Depok Terisolasi

Pemukiman Di Lereng Tol Dan Rawan Kena Bencana

Senin, 21 November 2022 07:30 WIB
Progres pembangunan jalan tol Cijago Kota Depok Jawa Barat. (ANTARA/Foto: Istimewa).
Progres pembangunan jalan tol Cijago Kota Depok Jawa Barat. (ANTARA/Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Warga di Jalan Swadaya Buntu RT 6 RW 2, Limo, Depok, Jawa Barat, terkena dampak proyek jalan tol. Pemukiman mereka terisolasi dan rawan terkena bencana. Pemerintah diharapkan secepatnya melakukan pembebasan lahan.

Khawatir, cemas, dan gelisah. Itulah yang dirasakan warga Jalan Swadaya Buntu RT 6 RW 2, Limo, Depok, Jawa Barat. Daerah mereka terisolir terkena dampak proyek Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) Seksi III. Keberlangsungan hidup mereka, hanya Tuhan yang tahu. Mengingat, bencana bisa datang kapan saja.

Pembangunan Tol Cijago Seksi III ini seperti bentuk garpu. Ada tiga ruas jalan. Di antara jalan tersebut, kabarnya akan digunakan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH). Dari rencana dua lokasi RTH, satu sudah dibebaskan. Yang satu lagi belum. Itu pemukiman warga Jalan Swadaya Buntu, yang dihuni 14 kepala keluarga (KK). Posisinya berada di tengah-tengah jalan tol.

Baca juga : Warga Desa Babel Sebut Ganjar Pemimpin Pembawa Kemajuan

Pembangunan tol yang menghubungkan Cijago dengan Depok Antasari (Desari) ini dikerjakan siang malam oleh PT Translingkar Kita Jaya (TLKJ). Ruas Tol ini salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang pekerjaannya dipantau Pemerintah Pusat. Akhir tahun ini, proyek ini ditargetkan selesai. Warga tersebut cemas hingga kini belum ada kabar pembebasan lahan.

“Info terakhir, pihak kelurahan mengungkapkan kami akan kena pembebasan lahan. Tapi, sampai saat ini belum ada sosialisasi terkait pembebasan lahan. Sangat bertolak belakang dengan ocehan percepatan para petinggi dari Pemerintah terkait,” keluh warga, Rizky Saputra di Depok, kemarin.

Dia mengungkapkan, tak hanya soal ganti rugi, warga cemas dengan masalah keamanan.

Baca juga : Makin Menguat, Warga Bandung Deklarasikan Relawan Saung Ganjar

Letak rumah warga berada sekitar 12 meter di atas jalan tol masuk kategori rawan bencana. Jarak rumah sampai ke jurang, kurang lebih 4 meter.

“Getaran dari pembangunan yang dihasilkan berdampak pada bangunan warga. Belum lagi, ketika hujan datang, warga khawatir longsor,” ungkapnya.

Penerangan jalan yang minim dan sedikitnya jumlah penghuni membuat suasana malam semakin mencekam. Kondisi itu membuat lokasi menjadi tempat muda-mudi nongkrong dan minum-minuman beralkohol. Bahkan, sempat ada dua kubu SMA janjian tawuran di pemukiman warga.

Baca juga : Emak-Emak For Sandi Gelar Pelatihan Olahan Kopi

Mirisnya lagi, sampai saat ini belum ada tim dari Pemerintah yang meninjau warga Swadaya Buntu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.