Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Masuk Pasar Sukawati, Iriana Sapa Warga Dan Borong Produk Lokal
- Nakes Nusantara Sehat Dievakuasi Pasca Konflik KKB Vs Aparat Di Papua Barat
- TEKAD Berkontribusi Besar Dalam Penurunan Kemiskinan Ekstrem Di Manggarai
- Potensi Ekonomi Digital Luar Biasa, Yuk Maksimalkan Penggunaan Medsos
- Menpora Jempolin Anak Muda Antusias Ikut Pekan Olahraga Tradisional
Semrawut Dan Merusak Estetika Kota
Parkir Liar Bikin Macet, Ratusan Miliar Menguap
Kamis, 8 Desember 2022 07:30 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Parkir liar marak di Jakarta. Hal ini menyebabkan kemacetan dan merusak estetika kota. Aksi ilegal ini juga menjadi sumber konflik antarkelompok atau ormas karena rebutan lahan parkir.
Keberadaan parkir liar ini juga kerap dikeluhkan warga. Sebab, selain alasan yang telah disebutkan di atas, tarif parkir liar dianggap terlalu mahal.
Seperti keluhan pengendara motor yang videonya yang beredar di TikTok. Dalam video tersebut, seorang pengendara motor merekam lokasi tempat parkirnya.
Baca juga : Warga Luar DKI Bikin Macet Semakin Parah
“Hai gaes, lo mau tahu nggak, parkir termahal nih. Rp 2 ribu nggak ada apa-apanya, Rp 10 ribu, ini nih tempatnya. Gue parkir di sini nih, ini depan GI (Grand Indonesia), Jakarta Pusat. Parkir Rp 10 ribu, kaya nih tukang parkir di sini. Kalah lah yang gaji Rp 10 juta mah,” kata si pengendara motor tersebut.
Ketua Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) Azas Tigor Nainggolan juga punya pengalaman serupa di parkir liar sekitar Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
Kejadiannya, awal tahun 2022, ketika Grand Indonesia mulai beroperasi kembali, setelah tutup gara-gara pandemi Covid-19.
Baca juga : Dishub Bakal Sikat Parkir Liar Di Ibu Kota
“Saya parkir di area parkir liar sekitar Grand Indonesia. Ketika pulang dan ambil motor, petugas juru parkir (jukir) liar meminta biaya parkir Rp 10 ribu. Ketika saya coba tawar Rp 5 ribu, dia nggak mau dan tetap meminta saya membayar Rp 10 ribu,” cerita Azas, kemarin.
Azas menyebut, parkir liar di sekitar Grand Indonesia itu banyak sekali dan diisi ribuan sepeda motor.
“Bisa dibayangkan, besarnya pendapatan parkir liar di kawasan sekitar Grand Indonesia,” ujarnya.
Baca juga : Kang Emil: Cuma Bikin Macet, Tolong Jangan Wisata Bencana
Azas pun merinci. Misalnya, ada sekitar 5 ribu sepeda motor setiap hari yang parkir di GI tersebut. Maka pendapatannya Rp 50 juta sehari, Rp 1,5 miliar sebulan dan Rp 18 miliar setahun. Padahal, parkir liar di badan jalan di Jakarta bukan hanya di GI saja.
Di Jakarta, ada sekitar 16 ribu Satuan Ruas Parkir (SRP) liar di badan jalan yang pernah ditutup. Namun dalam lima tahun ini, parkir liar di badan jalan itu hidup dan marak kembali.
Dalam hitung-hitungan Azas, jika sehari 8 jam efektif parkir dan satu jam rata-rata membayar Rp 10 ribu, maka pendapatan parkir liar di Jakarta Rp 10 ribu (tarif parkir) X 8 (jam efektif) X 16 ribu (SRP). Hasilnya, Rp 1,28 miliar sehari, Rp 38,4 miliar sebulan dan Rp 460 miliar setahun.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya