Dark/Light Mode

Lebih Parah Dari Sebelum Pandemi

Kemacetan Di DKI Serasa Di Neraka

Jumat, 3 Februari 2023 07:30 WIB
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. (Foto: Khairizal Anwar/RM).
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. (Foto: Khairizal Anwar/RM).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kemacetan di Ibu Kota kembali serasa seperti di neraka. Kondisi lalu lintas belakangan ini sama dengan kemacetan sebelum pandemi Covid-19.

Lalu lintas bak neraka adalah satire yang banyak disampaikan publik dan warganet saat mengeluhkan kemacetan sebelum Covid. Memburuknya kondisi lalu lintas di DKIdiketahui dari data TomTom Traffic Index, situs pemantau lalu lintas kota besar dunia. Kemacetan di Ja­karta yakni mencapai angka 65 persen. Kondisi ini sudah sama seperti sebelum Covid.

Untuk mengatasi kemacetan, Penjabat Gubernur DKIJakarta Heru Budi Hartono meminta, PTTransjakarta menambah ar­mada bus untuk mempersingkat waktu tunggu dan mengurangi penumpukan penumpang. Hal ini diharapkan dapat menarik minat masyarakat beralih ke transportasi umum.

Baca juga : Pengamat: Wajar Sandi Izin Ke Prabowo Sebelum Hadiri Kegiatan Partai Lain

“Nanti, saya akan undang jajaran Transjakarta untuk me­nambah bus,” kata Heru, di Jakarta Utara, Selasa (31/1).

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Latif Usman menilai, kemacetan saat ini lebih buruk dari sebelum pandemi Covid-19. Sebab pada 2019, indeks kemacetan Jakarta di angka 53 persen.

“Kalau sudah di angka 50 persen sudah sangat mengkha­watirkan. Berarti Jakarta itu sudah tidak nyaman,” kata Latif usai rapat bersama Komisi B DPRD DKIJakarta.

Baca juga : Srikandi Ganjar Gelar Seminar Kesehatan Remaja Di SMKS YWKA Medan

Dia mengungkapkan, indeks kemacetan di Jakarta pada 2020 sekitar 36 persen. Dan, pada 2021 menurun 34 persen. Jakarta bera­da di ranking 46. Kondisi itu ter­jadi karena mobilitas masyarakat dibatasi. Namun, pada kuartal pertama tahun 2022, indeks kemacetan di Jakarta meningkat, mendekati 50 persen.

“Tahun 2023 ini, saya perkiraan sudah di atas 50 persen,” ujar Latif.

Akibat kemacetan yang se­makin parah, lanjut Latif, diper­kirakan pengendara mengalami kerugian sekitar 30 menit dalam perjalanannya. Dan, kerugian negara mencapai lebih dari Rp 70 triliun akibat kemacetan di Jakarta pada kuartal pertama dan kedua tahun 2022. Oleh sebab itu, kondisi ini menjadi perhatian Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya beserta stake­holder terkait.

Baca juga : Kejagung Tahan Tersangka Warga Negara Amerika

Dia menyebut, selama 2022 ter­catat sudah ada 22 juta pergerakan kendaraan dengan asumsi jumlah penduduk 10,7 juta orang.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.