Dark/Light Mode

Pangkas Beban Bantargebang

Saatnya Pelajar SD-SMA Digembleng Olah Sampah

Jumat, 5 Mei 2023 07:30 WIB
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike. (Foto: Dok. DPRD DKI Jakarta).
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike. (Foto: Dok. DPRD DKI Jakarta).

RM.id  Rakyat Merdeka - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta menginginkan pelajar di Ibu Kota digembleng cara mengelola sampah. Hal ini diyakini bisa mengurangi beban Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.

DPRD mengusulkan program pengelolaan sampah menjadi salah satu bahan ajar di seko­lah. Tujuannya, supaya di masa mendatang warga bisa mengelola sampah secara mandiri sehingga volume sampah di Jakarta berkurang.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike mengungkapkan, setiap hari Jakarta memproduksi 8 ribu ton sampah. Seluruhnya, dibuang TPST Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.

Baca juga : Srikandi Ganjar Banten Ajak Warga Belajar Mengolah Bakso Ikan

Metode pengelolaannya pun masih sangat tradisional. Yakni, mengumpulkan sampah lalu membawa ke TPST. Hingga kini, tumpukan sampah sudah setinggi lebih dari 40 meter atau 16 lantai gedung. Baru belakangan ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menerapkan teknolo­gi Landfill Mining dan Refuse Derived Fuel (RDF) Plant, untuk mengurangi tumpukan sampah. Teknologi itu akan mengubah 2.000 ton sampah menjadi RDF dalam sehari.

“Pemprov DKI harus mengedepankan pendidikan dalam pengelo­laan sampah sejak dini di sekolah agar ke depan melahirkan generasi yang lebih peduli terhadap ling­kungan,” ujar Yuke dalam keterangan tertulis, Selasa (2/5).

Meski sebagian besar sampah di Jakarta berasal dari rumah tangga, menurut Yuke, Ling­kungan sekolah yang jumlahnya mencapai 5.000 unit turut berkon­tribusi menyumbang sampah.

Baca juga : LG Lebaran Sehat, Bantu Warga Sekitar TPS di Surabaya

Yuke meminta, Dinas Pen­didikan (Disdik) DKI Jakarta membuat program untuk men­didik pelajar agar bisa mengelola sampah. Seperti pengumpulan dan pemilahan sampah organik-anorganik, penggunaan lubang biopori, hingga penggunaan komposter untuk limbah sisa makanan di kantin.

“Sekolah dapat menjadi salah satu sumber penyediaan sampah bagi bank sampah,” tuturnya.

Lewat kolaborasi ini, bank sampah dapat memberikan pelatihan atau workshop terkait edukasi tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar.

Baca juga : 85 Orang Tewas Terinjak-Injak Saat Pembagian Donasi Di Yaman

Yuke menuturkan, sekolah dari tingkat SD sampai SMA itu sudah seperti rumah kedua bagi para mu­rid. Mereka menghabiskan lebih dari 7 jam per hari di sekolah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.