Dark/Light Mode

Gelar Musik Yospan, Warga Papua di Jakarta Jalin Persatuan

Minggu, 1 September 2019 08:42 WIB
Suasana acara musik dan tarian Yospan Papua, di sela kegiatan Car Free Day (CFD) Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (1/9). (Foto: Antara)
Suasana acara musik dan tarian Yospan Papua, di sela kegiatan Car Free Day (CFD) Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (1/9). (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ratusan warga Papua yang tinggal di Jakarta menggelar acara musik dan tarian Yospan Papua di sela kegiatan Car Free Day (CFD) Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (1/9). Acara ini digelar dalam rangka menjalin persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Ketua Panitia kegiatan Yospan Papua, Frans Ansonay, mengatakan, acara yang dikemas dengan acara musik dan tarian Papua untuk menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa warga Papua memiliki budaya yang energik sesuai dengan alam dan kondisi tanah di Papua.

Baca juga : Kepala BSSN Imbau Warga Papua Tak Terpengaruh Berita Hoaks

"Musik ini mempunyai nilai filosofis yang kuat kerukunan secara bersama. Tidak ada Yospan (tarian Papua) dilakukan satu orang, tapi bisa 10 orang atau lebih sehingga di situ menunjukkan ada kerukunan, ada persatuan, ada kesatuan, ada kekompakan dan ada rasa memiliki," kata Frans seperti dikutip antaranews.com.

Di sisi lain, dalam suasana CFD ini untuk membangkitkan semangat generasi Papua yang mungkin saja belum pernah pulang ke Papua merasa bangga sebagai orang Papua.

Baca juga : Lantik DPRD Baru, Anies Harap Wagub Jakarta Baru Disidangkan

Dengan adanya kegiatan itu, Frans berharap, seluruh masyarakat Indonesia bisa hidup berdampingan dan dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

"Kegiatan ini sekaligus mengajak masyarakat luas kalau selama ini kami bisa hidup berdampingan. Maka dalam suasana car free day biar lah kita bersama-sama menikmati musik khas Papua dan boleh terlibat di dalamnya sebagai sebuah bentuk persatuan secara bersama-sama," katanya.

Baca juga : Terbuka untuk Umum, PKS Jakarta Gelar Pameran ‘Merdekartun’

Frans menambahkan kegiatan yang dihadiri oleh 500 orang Papua ini tidak ada kaitannya dengan kerusuhan yang terjadi di Papua, namun diharapkan masyarakat Papua lebih mengenal budayanya dan bisa menjalin kerukunan dengan suku bangsa lainnya.

"Kegiatan ini tidak terkait dengan kerusuhan yang terjadi di Papua. Kami tidak ada nuansa politis dan lainnya. Ini hanya membangkitkan semangat generasi Papua yang turun menurun ke bawah rambutnya sudah lurus, sudah putih kulitnya bangga dengan budaya Papua. Tidak ada lagi warga Papua yang berkata 'gua', 'elu'. Kalau ini terus dibiarkan akan terjadi krisis identitas," jelasnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.