Dark/Light Mode

Jelang Pemilu, Fakultas Psikologi UIN Jakarta Gelar Seminar Identitas Politik

Kamis, 12 Oktober 2023 17:13 WIB
Seminar nasional bertema “Identitas Politik dan Pencegahan Mobilisasi Kebencian di Indonesia” di Gedung Fakultas Psikologi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta pada Senin (9/10). (Foto : Ist)  
Seminar nasional bertema “Identitas Politik dan Pencegahan Mobilisasi Kebencian di Indonesia” di Gedung Fakultas Psikologi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta pada Senin (9/10). (Foto : Ist)  

RM.id  Rakyat Merdeka - Politik identitas menjadi momok buruk jelang Pemilu 2024. Politik ini dianggap bisa memicu konflik dan perpecahan di Indonesia.

Berharap mahasiswa memahami politik identitas, Fakultas Psikologi UIN Jakarta menyelenggarakan seminar nasional bertema “Identitas Politik dan Pencegahan Mobilisasi Kebencian di Indonesia” di Gedung Fakultas Psikologi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta pada Senin (9/10). 

“Lewat seminar ini, kami ingin memberikan wawasan kepada mahasiswa sebagai pemilih muda. Sebab proporsi pemilih muda terbesar pemilih di Indonesia. Harapannya, pemilu 2024 dapat berlangsung sehat dan tanpa konflik,” kata Dr. Yunita Faela Nisa, Dekan Fakultas Psikologi UIN Jakarta dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/10).

Prof. Ahmad Tholabi, Wakil Rektor (Warek) UIN Jakarta hadir sebagai keynote speaker. Dua pembicara seminar yakni Dr. Ilmi Amalia, dan  Dr. phil. Idhamsyah Eka Putra, dosen Universitas Persada Indonesia.

Prof. Ahmad Tholabi dalam sambutannya membedakan istilah identitas politik dan politik identitas.  Menurutnya, identitas politik adalah istilah yang positif karena identitas politik merupakan suatu hal yang terberi dan melekat pada identitas itu sendiri. 

Baca juga : Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara Semakin Kompleks

“Sementara politik identitas adalah aktivitas yang bersifat negatif, karena penggunaan identitas dalam politik akan mendorong konflik dan perpecahan,” jelas Tolabi. 

Ilmi Amalia, Psikolog yang juga Dosen Fakultas Psikologi UIN Jakarta, memaparkan lebih detail perbedaan istilah identitas politik, politik identitas, dan politisasi identitas. Ketiga istilah tersebut mirip namun berbeda. 

Identitas politik dijelaskan Ilmi, merujuk pada identitas yang memiliki relevansi dengan politik. Sedangkan politik identitas adalah aktivitas sosial politik yang dilaku oleh identitas tertentu yang biasanya bertujuan memperjuangkan ketidakadilan yang dialami kelompok tersebut.

Sementara politisasi identitas adalah usaha menempatkan identitas sebagai tema sentral dalam wacana politik. 

“Identitas dapat berperan penting dalam memilih kandidat pemimpin, selain faktor lain seperti evaluasi kinerja kandidat dan kesesuaian dengan program yang ditawarkan,” jelas Ilmi.

Baca juga : Kaesang Jadi Ketum PSI, Waketum Partai Garuda: Semangat, Bro!

Di sisi lain, Dr. phil. Idhamsyah Eka Putra menjelaskan perlu usaha menangani mobilisasi kebencian di Indonesia. Dia menjelaskan istilah populisme dan perbedaannya dengan konsep demokrasi.  

Gerakan populisme, menurutnya, memiliki kecenderungan untuk melihat kelompoknya lebih baik dan merendahkan kelompok lain yang biasanya minoritas. 

Untuk mendapatkan dukungan, gerakan populisme akan mempolitisasi identitas atas nama mayoritas. Populisme di Indonesia terdiri dari populisme Islam dan populisme nasionalisme. 

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Idhamsyah terkait isu PKI misalnya, menunjukkan bahwa dengan membangkitkan narasi manusia pada dasarnya baik dapat menangkal kebencian pada keturuan PKI. 

“Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan hipotesis bahwa ketika manusia percaya atau diingatkan bahwa hakikat manusia pada dasarnya adalah baik maka manusia akan  melihat yang lain dengan lebih positif,” jelasnya. 

Baca juga : Pemuda Jangan Ikut Sebar Narasi Perpecahan

Pada akhir sesi diskusi, kedua pembicara sepakat bahwa Indonesia suatu saat akan terbebas dari politik identitas apabila narasi-narasi manusia pada dasarnya baik terus menerus disosialisasi. 

Hal ini terbukti dapat menangkal narasi kebencian pada kelompok. Walaupun kapan tepatnya akan terjadi masih sulit diprediksi
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.