Dark/Light Mode

Lewat Youtube, Rizieq Membela Diri

Sabtu, 10 November 2018 06:12 WIB
Habib Rizieq Shihab bersama istri dan ketiga putrinya, saat mengklarifikasi peristiwa yang menimpa dirinya.
Habib Rizieq Shihab bersama istri dan ketiga putrinya, saat mengklarifikasi peristiwa yang menimpa dirinya.

RM.id  Rakyat Merdeka - Habib Rizieq Syihab buka suara soal peristiwa yang membuat dirinya diperiksa aparat keamanan Arab Saudi. Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu menyatakan dirinya adalah korban. Rizieq mengklarifikasi soal peristiwa yang menimpanya, lewat video yang diunggah akun Front TV di Youtube.

Dalam video berdurasi 22 menit 57 detik itu, Rizieq didampingi istri dan ketiga putrinya. Video diambil di sebuah ruangan berlatar belakang rak yang penuh buku-buku. Di bawahnya tertulis bahwa video itu direkam pada Jumat, 1 Rabiul Awal atau 9 November 2018 di Makkah. Rizieq mengawali video itu dengan menyatakan, ia dan keluarganya berada dalam kondisi sehat wal afiat. Setelah itu, Rizieq menyatakan hendak mengklarifikasi berita simpang siur, soal peristiwa yang menimpa dirinya.

“Ya benar, memang ada satu pihak, entah seorang atau lebih yang menempelkan suatu poster yang terbuat dari plastik, di dinding rumah saya atau tempat tinggal saya atau kami semua, bagian sebelah luar, yaitu di wilayah belakang rumah,” ungkapnya. Menurut Rizieq, pemasangan poster di rumah-rumah tinggal di Arab Saudi memang tidak diperbolehkan. Lantaran itulah, rumah Rizieq didatangi aparat keamanan Saudi.

Dijelaskan, aparat yang datang dengan sopan dan santun itu memintanya menemui mereka di lapangan parkir belakang rumah itu. Rizieq pun menurutinya. Ketika Rizieq keluar, poster itu sudah tidak ada. Aparat Saudi, sudah mencabutnya. “Jadi saya tidak pernah liat poster yang dipasang tersebut,” imbuhnya.

Baca juga : Enam Jenazah Korban Lion Air JT-610 Berhasil Teridentifikasi

Aparat Saudi kemudian memintanya ikut ke kantor polisi. Rizieq akan dimintai keterangan di sana. Karena tak ingin menarik perhatian tetangga, Rizieq memenuhi permintaan itu. Dia berangkat ke kantor polisi bersama para aparat Saudi itu. “Jadi tidak betul kalau ada berita saya ditangkap, saya ditahan, rumah saya disergap kemudian digeledah. Itu semua bohong,” tegas Rizieq.

Di kantor polisi, aparat mengajukan tiga pertanyaan utama kepada Rizieq. Pertama, apakah dia menempelkan poster? Kedua, Rizieq ditanya apakah dia tahu siapa yang melakukannya? Keduanya dijawab “tidak” oleh Rizieq. Sementara pertanyaan ketiga, apakah Rizieq punya dugaan atau kecurigaan siapa yang ingin mencelakainya, sehingga menempelkan poster agar dirinya bermasalah dengan aparat Saudi. Rizieq mengawali jawabannya dengan menceritakan apa yang dialaminya selama ini. Yakni, adanya upaya-upaya jahat yang hendak mencelakakannya sekeluarga.

Aparat Saudi pun menggali informasi ini. “Karena itu, permintaan keterangan ini berlangsung hingga tengah malam,” ucapnya. Karena sudah lewat tengah malam, polisi Saudi memintanya beristirahat dan menginap di sana. Lagipula, ada beberapa bagian administrasi yang harus dirapikan. Rizieq menyetujuinya.

Keesokan harinya, polisi Saudi melanjutkan proses itu dengan mengajukan satu-dua pertanyaan kepada Rizieq. Setelah itu, mereka merapikan administrasinya. “Kepolisian menyatakan saya sebagai korban, bukan pelaku kejahatan,” imbuh Rizieq. “Polisi memahami betul, ada pihak-pihak yang saat ini tengah dicari, yang hendak memfitnah saya terkait dengan ISIS, dengan tindak terorisme.”

Baca juga : Soal Wagub DKI, Mendagri Tak Mau Paksa Anies

Nah, ketika Rizieq tengah menyelesaikan proses administrasi, utusan dari Konjen RI Jeddah datang untuk memberikan pendampingan kekonsuleran. “Tapi, saat itu masalah sudah selesai, tinggal pulang,” Rizieq menekankan. Dia kemudian dipersilakan pulang, tanpa jaminan apa pun.

Utusan Konjen, kata Rizieq, ikut bersamanya ke kediamannya. Di sana, Rizieq pun menceritakan peristiwa yang menimpanya. Keesokan harinya, Rizieq kembali dipanggil pihak kepolisian. Rizieq berpikir, pihak kepolisian membutuhkan keterangan tambahan dari dirinya. 

Siang hari, dia datang bersama si utusan Konjen RI. Sampai sana, ternyata Rizieq tak diperiksa. Justru, dia diminta membuat laporan. Aparat kepolisian, disebutnya tersinggung karena ada foto yang diambil saat Rizieq tengah berbincang dengan mereka. Yang memotret, diduga bersembunyi di gedung-gedung sekitar rumah Rizieq. Foto itu beredar secara masif dan viral di Indonesia, dengan disertai narasi-narasi menyesatkan. “Nah yang membuat pemerintah Saudi atau  aparat kepolisian itu marah, kecewa,” imbuhnya.

Para pelaku ini bisa dijerat UU ITE dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara dengan denda 2 juta riyal atau sekitar Rp 8 miliar. Lebih jauh, pelaku bisa dikenakan undang-undang spionase dengan ancaman hukuman pancung. “Karena itu saya sepakat, saya setuju (membuat laporan), kita kejar mereka,” tutur Rizieq.

Baca juga : E-TLE Berlaku, Masih Ada Yang Terobos Lampu Merah

Aparat Saudi melakukan olah TKP untuk menentukan dari sudut mana foto itu diambil. Rizieq juga diminta membuat daftar orang-orang yang dia curigai membuat gerakan spionase terhadap dirinya. Saat video itu direkam, Rizieq mengaku tengah membuatnya.

“Saya tahu betul siapa-siapa yang bermain. Baik yang datang dari Indonesia, atau WNI di Saudi yang direkrut pihak tertentu untuk gerakan memata-matai,” ancam Rizieq. Dia berterima kasih pada jajaran KJRI Riyadh atas pendampingan konsuler. Namun, dia meminta agar pemberitaan tak didramatisir. “Jangan melakukan pencitraan yang tidak perlu,” imbaunya. [OKT]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.