Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

41 Orang Terpapar di Pasar Cempaka Putih

6,8 Persen Positif Corona Berasal dari Pedagang Pasar Tradisional

Rabu, 15 Juli 2020 06:52 WIB
Suasana di pasar tradisional/Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Suasana di pasar tradisional/Ilustrasi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebanyak 6,8 persen dari kasus baru positif virus corona atau Covid-19 di Jakarta ditemukan di pasar tradisional. Kini, pasar rakyat ini menjadi kluster besar lokasi penyebaran Covid-19 di Ibu Kota. Sudah ratusan kasus positif Covid-19 ditemukan di sana. 

Paling anyar, 41 pedagang di Pasar Cempaka Putih, Jakarta Pusat, positif Covid-19 usai swab test dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Pasar ditutup tiga hari, mulai 13 Juli hingga 15 Juli 2020. Kemudian disemprot disinfektan. 

Pantauan Rakyat Merdeka, transaksi jual beli di pasar tradisional banyak mengabaikan protokol kesehatan. Pedagang tidak memakai masker dan tidak melakukan jaga jarak. Misalnya di Pasar Cempaka Putih, Jakarta Pusat, para pedagang dan pengunjung abai melakukan protokol kesehatan. Tak memakai masker dan jarang ditemukan tempat cuci tangan ataupun hand sanitizer. Hanya sesdikit pedagang yang menyediakannya. Selain itu, masih banyak pedagang tak memakai pembatas plastik transparan untuk menyekat pedagang dan pembeli saat bertransaksi. 

Kepala Puskesmas Cempaka Putih, Dicky Alsadik, mengakui banyak yang positif ditemukan di Pasar Cempaka Putih. “Ada 41 orang positif Covid19. Itu yang dites sekitar 90 orang. Hampir setengahnya yang positif dan masih ada yang belum swab test,” ujarnya. 

Baca juga : Dampak Pandemi Covid-19, Pedagang Pasar Tradisional Harus Melek Teknologi

Kepala Pasar Cempaka Putih, Eko Purwanto menyakinkan, pihaknya rutin sosialisasi protokol kesehatan. Mulai dari imbauan lewat memasang spanduk. Begitu pun pengelola pasar telah menyediakan fasilitasi cuci tangan. 

Pengawasan Longgar 
Kurang ketatnya para pedagang dan pengunjung mematuhi protokol kesehatan tak hanya terjadi di Pasar Cempaka Putih. Tetapi hampir seluruh pasar tradisional di Jakarta. Ini akibat longgarnya pengawasan, sehingga terjadi pelanggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi. 

Buktinya, sebelum di Pasar Cempaka Putih, kasus positif Covid-19 juga telah ditemukan di sejumlah pasar di Jakarta. Di antaranya Pasar Induk Kramat Jati dan Pasar Perumnas Klender dan Pasar Pramuka di Jakarta Timur, Pasar Minggu dan Pasar Kebayoran Lama di Jakarta Selatan, serta Pasar Tanah Abang di Jakarta Pusat. 

Selain itu, Pasar Sunter Podomoro Tanjung Priok dan Pasar Bambu Kuning di Jakarta Utara, Pasar Gang Kancil dan Pasar Palmerah di Jakarta Barat. Berdasarkan data Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP Ikappi), ada 273 pedagang di 43 pasar di Ibu Kota Jakarta dinyatakan positif Covid19. Angka ini menjadikan DKI Jakarta paling banyak pedagang pasarnya yang positif Covid-19 dibandingkan provinsi lainnya. 

Baca juga : Tes PCR Di Pasar Tradisional Mesti Digencarkan

“Pedagang teridentifikasi Covid-19 mencapai 1.053 orang seIndonesia. Tersebar di 190 pasar di 80 kabupaten atau kota dan 26 provinsi. DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan kasus tertinggi,” ujar Ketua Bidang Infokom DPP Ikappi Reynaldi Sarijowan. 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui, 6,8 persen dari kasus baru positif Covid-19 di Ibu Kota ditemukan di pasar tradisional. Pasar memang menjadi salah satu lokasi yang harus diwaspadai sebagai tempat penyebaran corona. “Pasar menyumbang kasus positif 6,8 persen di Jakarta. Keramaian yang ada sering kali membuat jarak interaksi antar orang semakin pendek. Warga harus memastikan bahwa mereka disiplin menjalankan protokol kesehatan,” imbau Anies. 

Petugas terus memantau dan mengawasi aktivitas di lebih dari 300 pasar tradisional di Jakarta untuk mencegah penyebaran Covid-19. Pihaknya mengerahkan sekitar 5.000 aparatur sipil negara (ASN) untuk mengawasi pasar-pasar di lima kota administrasi di Jakarta. Yakni 32 pasar di Jakarta Timur, 26 pasar di Jakarta Selatan, 27 pasar di Jakarta Utara, 38 pasar di Jakarta Pusat dan 28 pasar di Jakarta Barat. 

Pemprov DKI Jakarta pun mewajibkan seluruh pedagang menjalani swab test Covid-19 dengan metode PCR yang tengah gencar digelar Pemprov DKI Jakarta. Bagi pedagang yang menolak tes, dilarang berjualan. Hukuman tegas ini diterapkan karena banyak pedagang yang sebelumnya menolak menjalani tes swab. Pedagang beralasan tidak bisa berjualan lagi jika positif Covid-19. Pedagang juga takut dicap negatif dari lingkungannya. 

Baca juga : Begini Aturan New Normal di Pusat Perbelanjaan dan Pasar Tradisional

Mengenai presentase positif Covid-19, lebih rinci, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti memaparkan, penambahan kasus Covid-19 berasal dari berbagai kluster besar. Yakni rumah sakit, komunitas karamaian, pekerja migran dan perkantoran. Klaster terbesar adalah pasien rumah sakit yakni sebesar 45,26 persen. Selanjutnya adalah pasien di komunitas pasar dan tempat keramaian sebesar 38 persen di mana pasar tradisional menyumbang 6,8 persen. Kemudian pekerja migran Indonesia 5,8 persen serta sisanya dari perkantoran. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.