Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dampak Pandemi Covid-19, Pedagang Pasar Tradisional Harus Melek Teknologi

Selasa, 30 Juni 2020 17:01 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) saat menerima Ketua Majelis Pertimbangan Aliansi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSINDO) Zainal Bintang dan rombongan di Ruang Kerja Ketua MPR, Jakarta, Selasa (30/6).
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kanan) saat menerima Ketua Majelis Pertimbangan Aliansi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSINDO) Zainal Bintang dan rombongan di Ruang Kerja Ketua MPR, Jakarta, Selasa (30/6).

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo menyatakan, 14 ribu lebih pasar tradisional yang tersebar di berbagai wilayah sebagai jantung kehidupan ekonomi tak boleh mati beraktivitas akibat pandemi Covid-19. Terhentinya aktivitas pasar tradisional sama saja dengan memberhentikan detak denyut ekonomi rakyat. 

Agar aktivitas perdagangan di pasar tradisional tak terhenti, harus ada terobosan baru dari pemerintah. Strategi jangka pendek, misalnya, dengan membatasi aktivitas kunjungan. Sedangkan di jangka panjang, mendorong para pedagang pasar tradisional untuk melek teknologi melalui digitalisasi perdagangan secara virtual.

"Strategi jangka pendek sudah diberlakukan di berbagai daerah dengan membatasi para pedagang pasar tradisional dengan memberlakukan sistem ganjil genap. Di tanggal ganjil, lapak dengan nomor urut ganjil bisa berjualan. Di saat tanggal genap, gantian lapak dengan nomor urut genap yang berjualan. Begitu pun dengan para pembeli yang dibatasi jumlahnya. Dengan demikian pasar tradisional tak perlu ditutup total, melainkan cukup membatasi aktifitas agar tidak menjadi kluster terbesar dalam penyebaran Covid-19," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, saat menerima Aliansi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSINDO), di Ruang Kerja Ketua MPR, Jakarta, Selasa (30/6).

Baca juga : Update Covid-19: Ini 5 Provinsi Sebaran Kasus Baru Tertinggi

Pengurus APPSINDO yang hadir antara lain Ketua Majelis Pertimbangan Zainal Bintang, Pembina Khairil Hamzah, Ketua Umum Hasan Basri, Sekjen Irwansyah, Sekretaris I Maiya Bella, dan Sekretaris II Rini Ali.

Mantan Ketua DPR ini menjelaskan, data survei Badan Pusat Statistik pada tahun 2019 mencatat, dari 16.021 pusat perdagangan yang ada di Indonesia, 88,52 persen atau sekitar 14.182 merupakan pasar tradisional. Sementara, sisanya terdiri dari toko modern sebesar 7,06 persen dan pusat perbelanjaan sebesar 4,42 persen. Jumlah pedagang di pasar tradisional di Indonesia lebih dari 12 juta. Hal ini menandakan besarnya pengaruh pasar perdagangan terhadap geliat perdagangan ekonomi nasional.

"Pandemi Covid-19 telah memaksa seluruh aktivitas pertemuan tatap muka berkurang drastis. Digitalisasi menjadi sebuah keniscayaan. Begitupun terhadap para pedagang pasar tradisional. Pemerintah pusat dan daerah harus mulai menggalakan strategi jangka panjang membina para pedagang pasar agar melek teknologi," jelas Bamsoet.

Baca juga : Pelaku Usaha Didorong Pasarkan Hasil Ternak Lewat Tani Hub

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menilai, inisiatif APPSINDO membentuk Lembaga Ketahanan dan Pengembangan Pasar (LEMHASAR) sebagai wadah yang akan mengembangkan potensi para pedagang pasar menuju digitalisasi, patut diapresiasi. Jika berbagai aliansi maupun asosiasi pedagang pasar bisa mencontoh langkah serupa, akan semakin mempercepat kemajuan para pedagang pasar tradisional menatap globalisasi dan persaingan dengan ritel modern.

"Pemerintah pusat dan daerah harus hadir memberikan dukungan sehingga bisa bergotongroyong memajukan para pedagang tradisional. Jangan sampai aliansi maupun asosiasi pedagang pasar yang jumlahnya sangat banyak, malah berjalan sendirian tak didampingi pemerintah," terang Bamsoet. 

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga mendorong pemerintah pusat dan daerah bersama Gugus Tugas Covid-19 untuk memperbanyak swab test di berbagai pasar tradisional. Hal ini seharusnya tak terlalu sulit untuk dilakukan, mengingat hampir sebagai besar pasar tradsional dikelola oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN maupun BUMD.

Baca juga : Cegah Covid, Protokol Kesehatan Harus Terus Digencarkan di Pasar Tradisional

"Membentengi pasar tradisional dari penyebaran Covid-19 harus dilakukan dengan memperbesar swab test, sekaligus mendisiplinkan pemberlakuan protokol kesehatan kepada para pedagang maupun pembeli. Di pasar tradisional semuanya bisa ditawar, dari mulai harga hingga ketersediaan jumlah barang. Yang tak boleh ditawar adalah pemberlakukan protokol kesehatan," tegas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menerangkan, berbeda dengan mall maupun aktifitas perkantoran, aktifitas di pasar tradisional merupakan yang paling pertama ramai di masa pola hidup baru atau new normal. Orang bisa menahan diri ke mall, maupun tetap mengerjakan berbagai tugas kantor dari rumah. Namun tak bisa menunda berkunjung ke pasar tradisional, karena disanalah berbagai kebutuhan hidup sehari-hari tersedia.

"Pandemi Covid-19 juga telah mengajarkan kepada kita semua, baik dari sisi pedagang maupun pembeli di pasar tradisional, agar lebih memperhatikan aspek kesehatan. Pasar tradisional yang selama ini identik dengan kumuh, kotor, tak tertata, perlahan harus mulai dibenahi menjadi bersih, rapi dan teratur," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.