Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Cek Di Sini, 5 Penjelasan Penting BPOM Soal Vaksin AstraZeneca Yang Bikin Heboh
- Lawan Guinea, Pelatih Persib: Timnas Akan Hadapi Lawan Berat
- Piala AFC U-17 Putri, Garuda Pertiwi Muda Fokus Hadapi Korsel
- 128.000 Jemaah Haji Indonesia Nikmati Fasilitas Fast Track
- Dortmund Ke Final, PSG Cuma Kurang Beruntung
Geraknya Selalu Lelet Sih
Warga Pesimistis Masalah Banjir Bisa Diatasi
Rabu, 30 September 2020 06:22 WIB
Sebelumnya
Prasetyo menyebutkan, kawasan rawan banjir di Jakarta hingga September 2020 tercatat di 82 kelurahan. Naik bila dibanding banjir awal tahun lalu yang berjumlah 56 kelurahan.
Ketidakseriusan Pemprov DKI dalam penanganan banjir, lanjutnya, juga tampak pada lemahnya pengawasan pada program revitalisasi trotoar. Misalnya, revitalisasi trotoar di sepanjang jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat, justru mengakibatkan penyumbatan tali air. Sehingga, membanjiri rumah warga sekitar.
Baca juga : Bertahan Saat Pandemi, Mandiri Syariah Andalkan Layanan Digital
“Di awal tahun lalu, Jakarta kembali dikepung banjir. Termasuk di Jalan Diponegoro. Penyebabnya karena pelebaran trotoar yang justru tidak memperhatikan saluran yang ada di bawahnya. Kalau sudah seperti ini, bagaimana pengawasannya,” kesalnya.
Selain pengawasan, politikus PDI Perjuangan itu mendorong Pemprov DKI mengoptimalkan alokasi dana pinjaman sebesar Rp 12,5 triliun dari PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero). Pinjaman tersebut dialokasikan untuk 2020 dan 2021 dengan beberapa program prioritas.
Baca juga : Menteri Prancis Bela Hak Warganya Telanjang Di Pantai
Selain banjir, anggaran tersebut juga akan digunakan untuk program kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. “Dengan ketersediaan anggaran, sudah saatnya Pak Gubernur memperbaiki manajemen, standar prosedur untuk penanganan banjir,” tuturnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, cuaca ekstrim akibat peralihan musim akan terjadi mulai Oktober 2020.
Baca juga : Proyek Penangkal Banjir DKI Segera Dilanjutkan
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto memprediksi, sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki periode awal musim hujan mulai akhir Oktober- November 2020.
Selama itu, periode peralihan musim (pancaroba) dari kemarau ke penghujan. Pada masa peralihan musim ini, lanjut Guswanto, perlu diwaspadai potensi cuaca ekstrim seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/ petir dan angin kencang, angin puting beliung, bahkan fenomena hujan es. [MRA]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya