Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Protokol Kesehatan Tempat Wisata Kudu Diperketat

Libur Panjang Kerek Angka Kasus Corona

Selasa, 17 November 2020 05:15 WIB
Tempat wisata diperketat protokol kesehatannya.
Tempat wisata diperketat protokol kesehatannya.

RM.id  Rakyat Merdeka - Angka kasus masyarakat ibukota terpapar virus Corona melonjak lagi. Hal ini disinyalir dampak dari penularan yang terjadi pada libur panjang akhir Oktober.

Kasus harian Corona di Jakarta sempat melandai, tapi tiga hari belakangan ini naik lagi di atas seribu orang per hari. Pada 13 November 2020 kasus positif Corona sebanyak 1.033 orang, 14 November sebanyak 1.255 orang, dan 15 November sebanyak 1.165 orang. 

Pembaca Rakyat Merdeka dengan nomor handphone 081385745xxx menyebutkan, kenaikan itu diduga dampak dari libur panjang akhir Oktober lalu. 

‘’Perketat lagi protokol kesehatan di tempat keramaian, termasuk di lokasi wisata,’’ sarannya. 

Kecurigaan warga itu sejalan dengan analisa sejumlah ahli epidemiologi yang menyebutkan lonjakan kasus Covid-19 di tingkat nasional belakangan ini, dampak dari libur panjang akhir Oktober. 

Melihat fakta ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meningkatkan pengawasan penerapan protokol kesehatan di tempat wisata. Apalagi, kini kunjungan masyarakat ke tempat wisata mengalami peningkatan. 

Pantuan Rakyat Merdeka akhir pekan lalu, tempat wisata Pantai Ancol di Jakarta Utara ramai pengunjung. Keramaian terpantau sejak pagi. Mulai dari gerbang masuk mobil, antrean kendaraan dicek petugas. Satu per satu suhu pengunjung dicek. 

Begitu juga antrean masuk di gerbang sepeda motor. Parkir mobil dan roda dua pun penuh. Warga nampak antre dengan tertib. 

Semuanya memakai masker dan antrean menjaga jarak aman 1,5 sampai 2 meter. Di pinggir pantai, warga asyik bermain air, pasir, dan berenang. Ada juga warga yang sekadar olahraga. 

Bersepeda maupun lari-lari kecil. Di pinggir pantai, ada juga pengunjung duduk santai menggunakan tikar. 

Baca juga : Protokol Kesehatan Jangan Cuma Imbauan, Keselamatan Rakyat Adalah Hukum Tertinggi

“Biasanya yang duduk di tikar dempetan. Ini sudah diatur ya, ada jaraknya,” ungkap Darta, pria yang datang bersama istri dan satu anaknya ini. 

Dia mengaku berani liburan ke tempat wisata setelah diterapkan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi. Tapi selalu taat protokol kesehatan. 

“Yang penting, pastikan pakai masker terus. Emang butuh keluar, di rumah terus suntuk,” akunya. 

Di antara keramaian pengunjung, sejumlah petugas lalu lalang memastikan protokol kesehatan berjalan. Mereka juga mengimbau melalui pengeras suara untuk selalu memakai masker dan menjaga jarak

Ada sejumlah pengunjung yang ditegur karena melepas masker saat berjalan dan tak menjaga jarak. 

Manager Corporate Communication PT Impian Jaya Ancol, Rika Lestari mengungkapkan, pada Minggu (15/11), pengunjung mencapai 22.168 orang, terpusat di kawasan pantai. 

Rika mengaku, pihaknya mengawasi ketat pengunjung di Pantai Ancol. Pihaknya juga memberlakukan protokol kesehatan dengan ketat

Selain itu, petugas melalui pengeras suara memberikan imbauan kepada pengunjung untuk menjaga protokol kesehatan. 

“Petugas selalu ingatkan memakai masker dan menjaga jarak. Kami juga sering menegur bila ada yang berkerumunun. Ada juga yang kena sanksi,” ungkap Rika dalam keterangannya, kemarin.

Ragunan Dibatasi 

Baca juga : DKI Dianggap Tak Maksimal

Taman Margasatwa Ragunan (TMR) Ragunan di Jakarta Selatan tak terlampau ramai bila dibandingkan Pantai Ancol. Kebetulan pengelola PT TMR membatasi pengunjung hanya 2.000 orang per hari. 

Selain itu, untuk mencegah penularan Corona, manajemen PT TMR mewajibkan pengunjung agar memesan tiket secara online satu hari sebelum kunjungannya. 

Pemesanan tiket online ini dapat dilakukan melalui akun instagram @ragunanzoo. Dan, untuk memesan tiket secara online, calon pengunjung sebelumnya harus mendaftarkan diri. 

Selanjutnya mengisi form data maksimal lima orang, dan menyertakan foto identitas diri atau Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta. 

Setelah proses ini selesai, pengunjung dapat menunjukkan bukti pendaftaran atau KTP di loket TMR untuk membeli tiket masuk. 


Setelah daftar, pengunjung harus datang sesuai hari yang sudah didaftarkan dengan menunjukkan kode verifikasi melalui ponsel atau KTP. 

Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Promosi TMR, Ketut Widarsana menyebutkan, proses ini untuk memastikan dan mendata siapa saja yang datang ke TMR Ragunan. 

Selain itu, untuk menghindari penumpukan di loket tiket. Dia menjelaskan, operasional TMR buka Selasa sampai Minggu, dari pukul 07.30 sampai 14.00 Waktu Indonesia Barat (WIB). 

Dijelaskannya, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi pengunjung. Di antaranya, harus dicek suhu tubuh. Apabila suhunya di atas 37 derajat celcius tidak diperbolehkan masuk ke area TMR. 

Kemudian, usia harus di atas 9 tahun dan di bawah 60 tahun. Ibu hamil, lanjut usia (lansia) dan anak di bawah lima tahun (balita) dilarang berkunjung demi mengantisipasi penyebaran Virus Corona. 

Baca juga : Pergerakan Penumpang Di Bandara Angkasa Pura II Tembus Angka Psikologis 30,04 Juta Orang

Jam Malam Di Kota Tua 

Keramaian yang biasanya terjadi di Kawasan Kota Tua setiap akhir pekan, kini mengalami penurunan drastis. Sebab, pengunjung dibatasi dan ada jam malam. 

Sejumlah petugas berjaga di akses masuk kawasan museum. Petugas melarang warga masuk saat kapasitas pengunjung dirasa penuh. 

Lorong Kota Tua, Taman Fatahilla, dan sudut Kota Tua lain yang biasanya ramai, tampak sepi karena larangan berkumpul. Petugas tak pandang bulu menegur siapa saja yang terlihat berkerumun. 

Bahkan, kalau terlalu lama di sana, petugas juga meminta agar meninggalkan lokasi kawasan tersebut. Begitu juga, pengelola kawasan melarang pengunjung melebihi pukul 18.00 WIB. 

Pembatasan pengunjung ini berimbas kepada keberadaan pedagang kaki lima (PKL) yang biasanya menjajahkan dagangannya di taman, di Jalan Lada, Jalan Kunir, dan Jalan Bank. Mereka sudah tidak ada lagi. 

“Nggak puas sih dibatasi dan diawasi petugas. Tapi merasa aman, bisa foto-foto leluasa karena pengunjung sedikit,” aku seorang pengunjung. 

Selain di tempat wisata berbayar, warga juga memanfaatkan waktu luangnya untuk berolahraga di taman. Seperti di Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. 

Di akhir pekan, kawasan ini menjadi alternatif warga untuk berolahraga selama Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) tak digelar pada masa PSBB transisi. 

Hanya saja pengawasan di tempat umum seperti ini minim. Masih banyak warga yang melepas masker dan tak jaga jarak. [FAQ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.