Dark/Light Mode

Tegakkan Protokol Kesehatan

DKI Dianggap Tak Maksimal

Rabu, 11 November 2020 05:08 WIB
Ilustrasi penerapan sanksi kerja sosial bagi pelanggar aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi. [Foto Ilustrasi: timur.jakarta.go.id]
Ilustrasi penerapan sanksi kerja sosial bagi pelanggar aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi. [Foto Ilustrasi: timur.jakarta.go.id]

RM.id  Rakyat Merdeka - Warga ibukota menyesalkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak optimal di dalam menegakkan protokol kesehatan di acara penjemputan kepulangan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di Bandara Soekarno Hatta (Soetta). Akibatnya, massa berkerumun dan tidak menjaga jarak.

‘’Sudah tahu berpotensi terjadi kerumunan, seharusnya diterjunkan aparat gabungan biar ada jaga jarak saat penjemputan,’’ kata Elias, warga Jakarta Pusat, kemarin.

Elias menilai, pejabat DKI lebih banyak memberikan imbauan kepada warga dalam pencegahan Corona. Padahal, warga cenderung pula melanggar jika hanya bersifat imbauan.

Baca juga : Menhub Minta Pembangunan Sarana Transportasi Tak Berhenti Karena Pandemi

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI, Ahmad Riza Patria, mengimbau warga agar tidak berkerumun saat menjemput kepulangan Rizieq Shihab. “Kalau jemput ke bandara, tidak perlu banyak-banyak, apalagi jumlahnya sampai jutaan, tentu ini nanti menimbulkan kerumunan dan ada potensi penyebaran Covid-19,” kata Riza, Senin (9/11) lalu.

Riza mencontohkan, kegiatan yang dapat menimbulkan penyebaran pandemi Covid-19 tersebut, seperti berkerumun, terlebih tanpa menggunakan masker, tidak mencuci tangan, dan tidak menjaga jarak.

Menanggapi adanya kerumunan, Sholah Imari, dari Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI) mengatakan, potensi penularan Covid-19 dalam kerumunan tersebut cukup besar. Terrebih mereka berkerumun dalam waktu yang cukup lama.

Baca juga : Airlangga: Ekonomi RI Masuk Masa Pemulihan

“Terjadi kerumunan itu punya risiko. Kalau bandara juga tidak memperhatikan situasi itu bisa saja terjadi penularan,” ucap Sholah, kemarin.

Dia menyarankan agar masyarakat yang mengikuti aksi penjemputan maupun yang terjebak kerumunan apabila mengalami gejala, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Selalu pantau kondisi kesehatan bila muncul salah satu gejala Covid- 19 di kemudian hari.

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, masyarakat seharusnya bisa lebih prihatin dengan kondisi saat ini. Tidak berkerumun, karena bisa meningkatkan risiko penularan virus Corona menjadi lebih besar.

Baca juga : Ayo Disiplin Jalankan Protokol Kesehatan, Supaya Terhindar Dari Gelombang Kedua Covid

“Kerumunan menyulitkan kita untuk bisa jaga jarak, ditambah jika tidak menggunakan masker akan meningkatkan risiko penu- laran yang lebih besar lagi,” kata Wiku, kemarin.

Wiku menjelaskan, sikap lalai dan ketidakpedulian terhadap kondisi pandemi, di mana penularan Covid-19 masih terus terjadi, ini bisa membahayakan banyak nyawa manusia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.