Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Jumlah Orang Melarat Di Jakarta Meningkat
Banyak Warga Bertahan Hidup Tanpa Penghasilan
Sabtu, 17 Juli 2021 08:03 WIB
Sebelumnya
Ketua Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI, Iman Satria meragukan akurasi data kemiskinan. Dia menilai, salah satu faktor bertambahnya angka kemiskinan karena pendataan warga miskin yang belum tepat sasaran. Pendataan tersebut masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Biasanya, warga yang masuk dalam DTKS menjadi sasaran penerima bantuan sosial dari Pemerintah.
“Teman-teman Komisi E menyoroti persoalan DTKS. DTKS adalah roh dari segala sesuatu untuk mendapatkan bantuan,” kata Iman di Jakarta, kemarin.
Untuk memperbaiki masalah itu, Iman meminta Dinas Sosial (Dinsos) untuk lebih sering memperbaharui pendataan warga miskin yang masuk dalam DTKS. Iman meminta Dinsos berkoordinasi dengan Kementerian Sosial terkait update pendataan itu.
Baca juga : Kereta Api Dan Busway, Kandangin!
“Prosedurnya diperlunaklah. Pintu untuk penerimaan itu jangan setahun dua kali. Kita minta supaya pintunya itu dibuka tiga atau empat kali dalam setahun, jadi warga tidak terlalu lama menunggu,” saran Iman.
Iman berharap, Dinsos bisa mengoptimalkan Sumber Daya Manusia (SDM) agar proses inventarisasi DTKS dilakukan secara tepat sasaran. Termasuk, penyediaan SDM di Kelurahan sehingga mempermudah warga dalam kepengurusan administrasi DTKS secara tatap muka.
Ngarep Bansos
Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK), Eny Rochayati mengungkapkan, banyak warga miskin di Ibu Kota yang tinggal di kampung kampung, kini hidup dalam ketidakberdayaan. “Banyak warga bertahan hidup tanpa nafkah di Jakarta,” ungkapnya.
Dia berharap, Pemerintah tak sekadar mengutamakan sosialisasi dan penegakan hukum PPKM Darurat. Tapi juga secepatnya memberikan solusi konkret.
”Orang sehat itu butuh makan. Kita diminta tidak ke manama na untuk memutus mata rantai penularan. Tetapi, kebutuhan kita tidak dipenuhi. Itu bagaimana? Jadi mesti imbang, yang sakit ditolong, yang sehat juga ditolong,” tutup Eny. [OSP]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya