Dark/Light Mode

Benih Kentang dan Krisan, Usaha Agribisnis Menjanjikan Masyarakat Gowa

Senin, 20 Mei 2019 13:09 WIB
Lokasi budidaya benih kentang (Foto: Humas Kementan)
Lokasi budidaya benih kentang (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Jauh merantau hingga Sulawesi Selatan, Andi Narizwan (35 tahun), pemuda yang lahir dan dibesarkan di Pengalengan, Bandung, Jawa Barat, ini menjatuhkan tapak bisnisnya di dataran tinggi Malino di Gowa. Warga di sekitar Malino lebih familiar memanggilnya Asep.

Melalui badan usaha bernama PB Paguyupan Putra, Andi Narizwan mengepakkan sayap bisnisnya di Gowa. PB Paguyuban Putra didirikan pada 2013 dan beralamat di Bullu Ballea, Kelurahan Pattapang, Kecamatan Tinggi Moncong, Gowa. Jenis usaha yang dikembangkan adalah penangkaran benih bunga krisan dan kentang. 

Baca juga : Bisnis Transportasi Dan Pariwisata Kedodoran

“Kehadiran PB Paguyupan Putra ini cukup memberi semangat dan warna baru kepada usaha agribisnis krisan maupun kentang di Malino. Setidaknya melalui inovasi teknologi produksi benih dan budidaya yang dilakukan oleh Pak Asep ini. Para petani dan pelaku usaha krisan dan kentang disini penuh dengan tantangan dan hasilnya sangat menjanjikan,” kata Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Gowa, ST Hasnawati.

Atas usaha menumbuhkembangkan penangkaran benih bersama petani Kabupaten Gowa, Andi diganjar sejumlah penghargaan. Di antaranya pin emas Pemuda Agro Inovator Teladan tingkat nasional 2017 dari Badan Litbang Kementerian Pertanian dan UMKM Kreatif 2017 dari Kementerian Perdagangan tahun 2017. Penghargaan lainnya seperti Juara 1 Stan Perbenihan Terbaik dari BPSB Provinsi Sulawesi Selatan pada 2018 dan Penerimaan Penghargaan Penangkar Benih Florikultura Teladan Tingkat Nasional pada 2018 dari Balai Penelitian Tanaman Hias.

Baca juga : Nasi Goreng dan Tari Saman Pukau Masyarakat Beirut

“PB Paguyupan Putra merupakan model penangkar benih hortikultura ideal, ditunjang sarana dan prasarana produksi benih yang tergolong modern dan SDM yang kompeten serta memiliki jiwa enterpreneurship yang tinggi,” ujar Langgeng Muhono, Kasi Produksi Benih Hortikultura Ditjen Hortikultura. Langgeng berpendapat, untuk penangkar kategori UMKM, keberanian PB Paguyuban Putra berinvestasi laboratorium kultur jaringan adalah hal yang cukup berani dan patut diapreasiasi.

Berada di lahan seluas 5 hektare, penangkar ini memiliki fasilitas screen house sebanyak 14 buah dan laboratorium kultur jaringan sebanyak 1 unit. Ada pun karyawan yang dimiliki sejumlah 22 orang. Saat ini tidak kurang ada 40 varietas krisan yang dikembangkan, antara lain varietas pelangi, puspita nusantara, yulimar, solinda, pompon dan lainnya. Sedangkan varietas benih kentang yang diproduksi adalah Granola L.

Baca juga : Menlu Korsel Sowan Ke Jakarta, Bahas Peningkatan Kerja Sama

Kapasitas produksi benih krisan rata-rata mencapai 450 botol plantlet dalam sebulan. Sementara kentang sekitar 400 botol plantlet per bulan dan produksi benih kentang per musim untuk kelas G1 sebanyak 1,5 ton, kelas G2 sekitar 6 ton dan G3 sebanyak 30 ton. Benih-benih hasil kultur jaringan sebagian besar masih digunakan sendiri. 

Sejalan dengan besarnya potensi pasar dan gairah petani yang ada saat ini, pemerintah diharapkan dapat lebih memberikan perhatian kepada penguatan industri perbenihan pada kedua komoditas ini. "Bantuan pemerintah lain berupa gudang pasca panen, peralatan packing dan genset pembangkit listrik di Malino ini tentunya akan sangat berarti bagi kami dalam mewujudkan produk krisan bermutu serta mendukung percepatan realisasi program Malino Kota Bunga sebagaimana yang telah dicanangkan oleh Pemerintah," ujar Andi.  [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.