Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Kasus Pemotongan Insentif ASN, KPK Panggil Bupati Sidoarjo Jumat Lusa
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- Polisi Tangkap Pengemudi Fortuner Pemalsu Pelat TNI Yang Ngaku Adik Jenderal
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Jasa Marga Catat 1,3 Juta Kendaraan Sudah Kembali Ke Jabotabek
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Dinilai Berhasil Tekan Kasus Covid-19
Luhut: Kita Jangan Jumawa
Sabtu, 27 November 2021 07:05 WIB
Sebelumnya
“Negara kita ini negara besar dan telah diapresiasi banyak negara bahwa Indonesia mampu me-manage Covid-19 dengan bagus,” kata dia.
Meski telah berada pada level 1, Luhut tetap meminta masyarakat tetap waspada. Sebab, kondisi apapun dapat terjadi jika masyarakat tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan.
“Kita tidak boleh jumawa dengan posisi ini, karena apa saja bisa terjadi jika kita tidak disiplin. Jadi kata kunci di sini, kita harus mematuhi arahan-arahan pemerintah,” tegasnya.
Baca juga : Antisipasi Kasus Impor Covid, Moeldoko Cek Wisma Atlet Pademangan
Sementara, menjelang akhir 2021, kasus positif Covid-19 dan kasus kematian masih bertambah. Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, hingga kemarin, ada penambahan kasus sebanyak 453 orang.
Penambahan tersebut menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 4.255.268 terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo menilai, ada beberapa faktor yang membuat kasus melandai dalam tiga bulan terakhir. Selain program vaksinasi yang terus berjalan, pengendalian mobilitas juga jadi kunci.
Baca juga : Pemerintah Pantau Ketat Ledakan Kasus Covid-19 Di Luar Negeri
“Kalau hanya vaksin, negara lain seperti China dan India juga sudah vaksin namun mengalami lonjakan,” terangnya.
Menurut Rusdan, kasus Covid-19 yang melandai juga sebenarnya pernah terjadi di Brazil dan India. Namun landainya kasus kemudian diikuti dengan munculnya varian baru, yakni Gama di Brazil dan Delta di India.
“Munculnya varian itu didahului oleh kelandaian kasus, lalu diikuti dengan pergerakan massa yang longgar. Ini kewajaran yang harus kita perhatikan,” wanti-wantinya. [JAR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya