Dark/Light Mode

Sumsel Targetkan Jadi Lumbung Pangan Nasional

Senin, 15 November 2021 23:40 WIB
Gubernur Sumsel, Herman Deru
Gubernur Sumsel, Herman Deru

RM.id  Rakyat Merdeka - Provinsi Sumatera Selatan (sumsel) menargetkan, produksi pertanian dari 2,6 juta Gabah Kering Giling (GKG) menjadi 3,1 GKG pada 2021.

Gubernur Sumsel, Herman Deru mengatakan, dengan peningkatan produksi tersebut, Sumsel diharapkan dapat berada di peringkat tiga besar.

“Lumbung pangan nasional di Sumsel masih berada di peringkat empat besar,” kata Herman  pada pembukaan Pekan Daerah Kontak Tani Nelayan Andalan (PEDA KTNA) ke XIV tingkat Provinsi Sumsel di Lapangan Batu Tiking, Desa Pulau Panggung, Kecamatan Semende Darat Laut, Kabupaten Muara Enim, Senin (15/11).

Dalam kesempatan itu, Herman mengharapkan, semua kepala daerah di Sumsel juga mendukung program Pemerintah Provinsi.

Baca juga : Perbankan Hingga Asosiasi Dukung Perpanjangan Insentif PPN Perumahan

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan, R Bambang Pramono mengatakan, peluang peningkatan produksi itu sangat terbuka karena terdapat sejumlah daerah sentra produksi yang memiliki areal sawah yang luas, tapi intensitas penanamannya masih rendah, yakni hanya satu kali dalam satu tahun.

“Kami akan fokuskan di lima daerah sentra utama yakni Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ulu Timur dan Musi Rawas,” kata Bambang dikutip Antara.

Pada 2020, Sumsel berada pada urutan kelima untuk produksi gabah secara nasional, yakni 2,6 juta ton GKG, atau masih di bawah Sulawesi Selatan dengan 4,6 juta ton GKG, Jawa Barat 9,0 juta ton GKG, Jawa Tengah 9,6 juta ton GKG dan Jawa Timur 9,9 juta ton GKG.

Ia mengatakan, dengan target 3,1 juta ton GKG pada 2021 itu, Sumsel harus menambah sekitar 400 ribu ton GKG karena produksi tahun 2020 itu tepatnya 2.696.103 ton GKG.

Baca juga : Kementan Sepakati Enam Zoonosis Prioritas Nasional

Potensi itu ada di Kabupaten Banyuasin (penghasil padi terbanyak di Sumsel) yang memiliki luas tanam 184.000 Ha karena indeks penanamannya masih 1,1, artinya pada musim kedua hanya 10 persen dari total lahannya yang ditanami kembali oleh petani.

“Jika ini dijadikan dua kali maka ada potensi peningkatan produksi yang besar di musim tanam kedua,” kata dia.

Hal ini juga yang mendorong keberanian Sumsel menargetkan, peningkatan indeks penanaman menjadi 1,23 pada 2021 karena sementara ini setiap musim tanam kedua (April-September) hanya sekitar 23 persen dari luas lahan sawah yang digarap petani.


Peluang lainnya juga terbuka di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur yang merupakan produksi beras nomor dua di Sumsel dan nomor 15 secara nasional. Kabupaten ini memiliki keunggulan karena memiliki saluran irigasi dan luas lahan tanam yang cukup luas, dengan rata-rata melakukan dua kali tanam dalam satu tahun.

Baca juga : Ketum PSSI Targetkan Skuad Garuda Jadi Pemenang Piala AFF 2020

Selain itu, Sumsel juga tidak mengabaikan potensi dari Kabupaten Ogan Komering Ilir yang saat ini menjadi peringkat 24 untuk produksi beras secara nasional.

Sejauh ini, hanya dua daerah di Sumsel yang sudah bisa tiga kali tanam yakni OKU Timur dan Musi Rawas karena memiliki saluran irigasi. Sementara selebihnya masih mengandalkan alam seperti sawah rawa lebak dan sawah tadah hujan untuk pengairannya. [MFA]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.