Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sampaikan Pesan Habib Luthfi, Gus Khayat: Semua Pihak Harus Turunkan Syahwat Politik

Senin, 29 November 2021 11:50 WIB
Pimpinan Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin Banjarnegara, Kiai Haji Khayatul Makki (Gus Khayat). (Foto: Ist)
Pimpinan Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin Banjarnegara, Kiai Haji Khayatul Makki (Gus Khayat). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) 2021 bakal dihelat pada 23 hingga 25 Desember 2021 mendatang. Namun, waktu pelaksanaannya kini jadi kontroversi setelah surat rekomendasi sembilan Kyai Sepuh NU terkait pengunduran kegiatan tersebut tidak digubris Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Kesembilan Kyai sepuh tersebut berharap, pelaksanaan Muktamar ke-34 NU 2021 yang sejatinya bakal digelar 23 hingga 25 Desember 2021 mendatang diundur hingga akhir Januari 2022.

Permintaan ini berdasarkan hasil pertemuan mereka pada 24 November 2021, dan surat rekomendasinya pun telah dikirim ke Kantor PBNU.

Baca juga : Mahasiswa Indonesia Di Luar Negeri Harus Tampilkan Citra Positif

Namun, dua hari berselang atau tepatnya pada hari Jumat 26 November 2021, kalangan Nahdliyin justru dikejutkan dengan keluarnya surat perintah Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar soal Muktamar ke-34 NU. Surat tersebut berisi agar pelaksanaan Muktamar ke-34 NU dipercepat dan digelar pada 17 Desember 2021.

Menanggapi keluarnya surat Rais Aam PBNU tersebut, pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Tanbihul Ghofiliin Banjarnegara, Jawa Tengah, KH. Khayatul Makki mengungkapkan beberapa momen penting yang terjadi belakangan ini. 

“Pertama, soal pertemuan sembilan kyai-kyai sepuh yang sangat dihormati para Nahdliyin seluruh Indonesia. Dalam pertemuan tersebut sempat mendinginkan suasana karena ada himbauan-himbauan yang sifatnya mendamaikan, menyejukkan dan sekaligus menegur kita semua yang terlalu hiruk pikuk dalam masalah muktamar ini,” kata Kyai yang dikenal dengan nama Gus Khayat seperti dalam keterangan tertulis yang diterima RM.id, Senin (29/11).

Baca juga : Selain Pidana, Luhut Gugat Haris Dan Fathia Rp 100 M!

Kedua, lanjut Gus Khayat, soal adanya imbauan dari Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya kepada Nahdiyin. Intinya, semua pihak harus menurunkan tensinya menjelang muktamar.

"Habib Luthfi menyampaikan hal yang senada dengan sembilan kiai NU, yaitu kiranya semua pihak untuk menurunkan tensi, menurunkan syahwat politik di dalam muktamar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama,” ungkapnya.

Soal surat perintah Rais Aam yang dirilis H Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, Gus Khayat berpendapat bahwa surat perintah yang dikeluarkan Rais Aam tersebut bukan merupakan putusan bersama PBNU.

Baca juga : Pantau Prokes Liga 1, Menpora: Sesuai Harapan Satgas Covid

Sebab, keluarnya surat tersebut diawali adanya kontroversi dari rilis media Gus Ipul yang berisi bahwa KH Michtahul Akhyar adalah pemegang otoritas penuh, dan pemegang kekuasaan penuh di NU. Sehingga siapapun wajib taat dengan apa yang disampaikan oleh Rais Aam.

“Nah setelah disampaikan itu, beberapa saat keluarlah (surat perintah) dari Rais Aam sehingga siapapun bisa menebak, siapapun bisa melihat bahwa ini adalah bagian dari yang luar biasa dari oknum,” jelas Gus Khayat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.