Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Animo Vaksin Tinggi, Masyarakat Ogah Kemakan Hoax

Selasa, 30 November 2021 22:17 WIB
Mafindo memaparkan animo masyarakat Indonesia untuk vaksin Covid-19 cukup tinggi dalam diskusi bertema Melawan Hoax tentang Covid-19, Selasa (30/11). (Foto: Ist)
Mafindo memaparkan animo masyarakat Indonesia untuk vaksin Covid-19 cukup tinggi dalam diskusi bertema Melawan Hoax tentang Covid-19, Selasa (30/11). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Founder dan Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Harry Sufehmi mengungkapkan, animo masyarakat Indonesia untuk vaksin Covid-19 cukup tinggi. Bahkan mengalahkan negara maju seperti Amerika, Perancis, Italia, Jerman, Australia dan Belanda.

Hal tersebut tak terlepas dari tak berpengaruhnya hoax tentang Covid-19 dan vaksinasi di Indonesia. Menurut Harry, sejak Desember 2020 hoax yang tadinya berkutat pada masalah politik beralih ke tema Covid-19 dan vaksin. Untungnya, warganet Indonesia sadar bahaya hoax.

Baca juga : Cegah Omicron Menyebar, Masyarakat Harus Patuh Dan Waspada!

"Maka tak heran jika ada yang menyebar hoaks akan diserang. Pada dasarnya, masyarakat kita tidak suka hoax," kata Harry dalam diskusi bertema Melawan Hoax tentang Covid-19, Selasa (30/11).

Dia pun mengucapkan terima kasih atas peran aktif dan dukungan warganet untuk melawan hoax. Sebab tanpa peran warganet, pemberantasan hoax semakin sulit. Hoax akan tereliminasi jika semua pihak terlibat.

Baca juga : Corona Turun, Pasar Mobil Kemayoran Berangsur Pulih

Khususnya peran pemerintah, dia ingin, ada aturan rinci tentang penggunaan media sosial. Selain itu, komunitas atau LSM juga harus memobilisasi masyarakat, motivasi edukasi publik, melakukan program siskamling digital dan advokasi.

Selanjutnya para akedemisi, harus mulai melakukan riset literasi, riset disinformasi, dan edukasi publik. "Yang paling penting adalah gotong royong melawan hoax tersebut," imbaunya.

Baca juga : Sasar Masyarakat Urban, Livideas Perkenalkan Elektronik "Cerdas"

Sementara itu, Ketua Komnas Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Prof. Hinky Hindra Irawan Satari menegaskan, KIPI akibat vaksin Covid-19 memiliki efek nonserius dan bisa sembuh dengan sendirinya. "Tidak dirawat sembuh sendiri dengan atau tanpa pengobatan," katanya.

Ia menyebutkan, KIPI paling banyak nonserius seperti mual, muntah, mengantuk, nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, lemas, dan lain-lain. Laporan KIPI paling banyak berasal dari vaksin Sinovac. Menurutnya, ini wajar lantaran vaksin yang dominan digunakan oleh masyarakat Indonesia, yakni 150 juta dosis lebih. [DRS]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.