Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Program Kampus Merdeka Dorong Riset Dan Inovasi Pengurangan Risiko

Kamis, 9 Desember 2021 15:20 WIB
wWebinar `Peranan Universitas dalam Mendorong Inovasi dan Mengurangi Risiko Kesehatan dan Lingkungan,` secara daring di Jakarta, pada Rabu (08/12). (IST)
wWebinar `Peranan Universitas dalam Mendorong Inovasi dan Mengurangi Risiko Kesehatan dan Lingkungan,` secara daring di Jakarta, pada Rabu (08/12). (IST)

 Sebelumnya 
Hasil dari penelitian awal tersebut menunjukkan fakta bahwa produk tembakau yang dipanaskan secara signifikan mengurangi rerata 80 persen-90 persen dari senyawa berbahaya seperti Nitrogen Dioksida (N02), Sulfur Dioksida (S02), dan Reactive Oxygen Species (ROS) dibandingkan dengan rokok.

“Kami akan terus melanjutkan studi ini dengan harapan mendapatkan lebih banyak lagi temuan sehingga nantinya data yang dihasilkan lebih komprehensif,” ujar Khotib.

Selain pengurangan risiko tembakau, program Kampus Merdeka juga mendorong inovasi dan kajian baru terkait pengurangan risiko pada isu lingkungan.

Baca juga : KPK Terima Anugerah Meritokrasi, Kategori Sangat Baik

Prof. Endang Sukara pakar Life Science yang merupakan Wakil Ketua LIPI, anggota AIPI, dan Guru Besar UNAS menjelaskan bahwa,, inovasi serta penelitian di bidang bioteknologi harus lebih banyak didorong oleh universitas karena berpotensi besar mengurangi risiko kesehatan dan lingkungan.

“Dalam konteks pengurangan bahaya lingkungan, penelitian terkait restorasi ekosistem daratan, hutan, dan ekosistem laut dalam skala nasional dan global melalui riset trans atau meta disiplin dapat menjadi awal solusi penyelesaian masalah lingkungan dan mendulang keuntungan dari proses konservasi pemanfaatan secara berkelanjutan dan pembagian keuntungan” paparnya.

Dalam webinar tersebut, CHAPTERS juga turut mengundang dua narasumber lainnya yaitu Dosen KK Farmakokimia dari Sekolah Farmasi ITB, Dr. rer.nat. Rahmana Emran Kartasasmita dan Direktur Pusat Studi Perdagangan Dunia UGM, Dr. Riza Arfani.

Baca juga : Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Seperti Fathul Makkah

Dalam paparannya, Dr. Riza membahas mengenai tantangan yang tengah dihadapi oleh dunia industri Indonesia saat ini.

Yaitu adanya upaya global untuk mengurangi dampak risiko industri melalui regulasi. Dan kampanye norma baru bagi industri yang dianggap berdampak negatif.

Perkembangan ini memiliki pengaruh signifikan bagi Indonesia dengan sejumlah komoditas yang dikategorikan memiliki eksternalitas kesehatan dan lingkungan seperti sawit, industri hasil tembakau, tekstil, dan otomotif.

Baca juga : Ganjar Harap Pramuka Bisa Dorong Inovasi Dan Bangkitkan Ekonomi

“Peran Universitas dibutuhkan untuk turut membantu Pemerintah Indonesia merumuskan strategi transisi dan transformasi industrial agar komoditas-komoditas dan industri sektoral kunci tersebut dapat menyesuaikan diri dengan lanskap regulasi global dan domestik," tutup  Riza. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.