Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Evaluasi Akhir Tahun LP3ES

Stop Hafsu Ekonomi Yang Rusak Lingkungan!

Kamis, 16 Desember 2021 15:07 WIB
Bencana longsor akibat kerusakan alam di Garut, Jawa Barat. (Foto: Antara)
Bencana longsor akibat kerusakan alam di Garut, Jawa Barat. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) menyoroti masalah lingkungan dan bencana alam dalam evaluasi akhir tahun 2021. LPSES mengemasnya dalam diskusi bertajuk "Politik Lingkungan Hidup dan Masalah Perubahan Iklim", Rabu (15/12).

Diskusi ini diisi tiga pembicara. Yaitu pendiri LP3ES Ismail Hadad, Penulis Buku “Di Balik Krisis Ekosistem” Prof Hariadi Kartodiharjo, dan Penulis Buku “Generasi Terakhir” Fachruddin M Mangunjaya.

Dalam paparannya, Ismid Hadad menyatakan, bencana alam yang marak terjadi akhir-akhir ini merupakan dampak dari ulah manusia yang merusak alam melakukan pembangunan, mengembangkan industri, transportasi, dan sebagainya. Dia menegaskan, bencana alam di Tanah Air akhir-akhir ini tidak terjadi seketika.

Baca juga : Sambut Libur Akhir Tahun, Le Eminence Tetap Terapkan Prokes Terbaik

"Itu adalah akumulasi dari rangkaian ulah manusia yang membuat sistem kebijakan atau lembaga yang tidak dilakukan dengan tata kelola yang baik dan benar. Itu semua terjadi karena selama ini kita mempraktikkan kegiatan ekonomi atau pembangunan selalu dengan cara-cara eksploitatif," ujarnya, seperti keterangan yang diterima RM.id, Kamis (16/12).

Selama ini, lanjut dia, pembangunan dilakukan dengan cara merusak lingkungan dan alam. Dia berharap, cara seperti itu tidak digunakan lagi. Sebab, telah terbukti menimbulkan dampak buruk.

"Banyak cara lain pembangunan dengan tanpa merusak dan tetap melestaikan alam. Tidak bisa lagi dibiarkan nafsu ekonomi, nafsu finansial, terus membawa bencana dan kerusakan," tegasnya.

Baca juga : Bisnis E-Commerce Dan Jasa Pengiriman Masih Laris Manis

Sementara, Prof Hariadi Kartodiharjo memaparkan enam persoalan mendasar dari karut matur tata kelola lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya alam (SDA). Pertama, ketimpangan pemanfaatan sumber daya alam termasuk soal-soal politik tata ruang perizinan dan infastruktur. Kedua, adanya institusional corruption yang merupakan peran lembaga, bukan orang per orang, terkait praktik-praktik dan sistem dalam pemanfaatan tata ruang dan sumber daya alam.

Ketiga, adanya tekanan-tekanan nyata dari perusahaan yang beroperasi mengeksploitasi sumber daya alam di daerah, termasuk peizinan-perizinan ekstraktif. Keempat, lingkungan hidup banyak sekali terkait dengan “hukum alam”. "Hutan lindung jika dirusak oleh siapa pun pasti akan memberikan dampak kerusakan berupa bencana alam yang luar, biasa," ujarnya.

Kelima, persoalan tata kelola dan peran lembaga negara dalam konteks implementasi di lapangan tidak semakin baik. Keenam, peran masyarakat sipil harus terus diperkuat sebagai penyeimbang dari rendahnya kontrol pemerintahan.

Baca juga : Sampai Akhir Tahun, Stok Pupuk Subsidi Untuk Petani Aman

Sedangkan Fachruddin M Mangunjaya menyarankan agar dimensi etik, di antaranya peran agama, perlu diketengahkan kembali dalam kebijakan-kebijakan penyelamatan lingkungan. "Apalagi jika dikaitkan dengan bencana perubahan iklim pemanasan global yang segera melanda," ucapnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.