Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Teknologi Digital Bantu Antisipasi Kejahatan Di Area Bencana

Senin, 27 Desember 2021 14:11 WIB
Rumah yang ditinggal mengungsi rawan jadi sasaran penjarahan. (Foto: Ist)
Rumah yang ditinggal mengungsi rawan jadi sasaran penjarahan. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kejahatan tidak hanya terjadi dalam situasi normal, saat bencana pun banyak perilaku tercela dan cenderung kriminal dilakukan oknum-oknum tak bertanggung jawab.

Kejahatan yang kerap terjadi di lokasi bencana adalah pencurian atas harta benda dan ternak yang ditinggal mengungsi pemiliknya seperti yang terjadi di area bencana erupsi Gunung Semeru.

Salah satu korban bencana, Faiqotul Himma (21) menuturkan hal ini terjadi akibat lemahnya penjagaan aparat atas rumah-rumah yang ditinggalkan mengungsi. Akibatnya masyarakat sepakat menggalang penjagaan mandiri. "Kaum lelaki bertahan di titik-titik masuk menuju pemukiman mereka" ujar mahasiswi yang rumahnya berada dalam zona merah aliran lahar Semeru di desa Sumber Wuluh.

Selain itu kejahatan yang kerap muncul, lanjut wanita yang akrab disapa Fafa adalah keberadaan warga luar non pengungsi atau oknum yang mengambil barang bantuan dan kemudian menjualnya keluar dari kawasan bencana.

Baca juga : Perayaan Malam Natal Di Pontianak Berjalan Tertib Dan Lancar

"Niat petugas di posko bagus dengan meminta identitas pengambil bantuan sebagai verifikasi, namun kenyataannya justru memudahkan mereka yang berniat jahat mengambil bantuan di posko, sedangkan korban yang mungkin saja harta benda dan kartu identitas nya hilang dalam bencana tak bisa mengambil bantuan itu," keluhnya.

Mengantisipasi hal itu, Wakil Rektor Universitas Insan Cita Indonesia (UICI), Prof. Achmad Syahid dalam sebuah webinar yang digelar Rumah Polymath Minggu (26/12) segera dilakukan digitalisasi administrasi penanganan bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi.

"Dengan digitalisasi akan meminimalisir oknum-oknum menyalahgunakan bantuan yang masuk. Penerimanya pun mudah diverifikasi tanpa memberatkan pengungsi yang membutuhkan bantuan. Ngga perlu lagi nunjukin KTP atau kartu keluarga yang bisa jadi sudah musnah," katanya.

Pihak petugas atau relawan posko, lanjut guru besar psikologi UIN Jakarta tersebut tinggal mengecek secara online yang bersangkutan apakah benar warga terdampak atau bukan.

Baca juga : Sambut Natal 2021, Sahabat Ganjar Berbagi Kebahagiaan Di Papua Barat

"Termasuk data bantuan yang keluar maupun masuk bisa terpantau oleh pihak-pihak berwenang secara online tanpa harus ke lokasi. Dapat pula memastikan beberapa banyak bantuan yang ada secara online," tandasnya.

Teknologi saat ini, lanjut Syahid, sudah memungkinkan untuk sistem kontrol dan check and recheck seperti itu.

"Termasuk pengawasan lokasi yang ditinggalkan pengungsi bisa terjaga dengan pengawasan digital. Ini saya rasa perlu dirumuskan agar mampu meminimalisir kejahatan yang terjadi di lokasi bencana," imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, lembaga kemanusiaan Indonesia Care berjanji akan terlibat aktif merumuskan bersama UICI ikut menyusun program digitalisasi penanganan bantuan logistik kemanusiaan di lokasi bencana.

Baca juga : Jelang Nataru, Mendagri Minta Kepala Daerah Antisipasi Kegiatan Yang Picu Kerumunan

"Kami telah pelajari dan identifikasi masalah apa yang sering muncul dalam setiap bencana yang terjadi. Hampir sama untuk logistik, yaitu penyimpangan dalam proses penyalurannya termasuk kemungkinan bantuan disalahgunakan oleh mereka yang tidak terdampak namun menerima bantuan kemudian menjualnya kepada pihak lain," ujar Direktur Eksekutif Indonesia CARE, Lukman Azis.

Apa yang dilakukan petugas dengan memperketat penerimanya, lanjut Lukman adalah upaya mencegah bantuan diterima oleh yang tidak berhak.

"Namun agar tidak mempersulit korban, sebaiknya verifikasi dilakukan secara digital, pengungsi tidak perlu bawa dokumen diri lagi," harapnya. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.