Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Serangan Terhadap Galon PC Massif

Dugaan Asosiasi Produsen Air Kemasan Terbukti

Senin, 3 Januari 2022 21:42 WIB
Isu BPA dalam air kemasan galon guna ulang/Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Isu BPA dalam air kemasan galon guna ulang/Ilustrasi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dugaan Asosiasi Produsen Air Kemasan (ASPADIN) bahwa ada serangan masif, sistematis, dan terstruktur terhadap industri pengguna galon polikarbonat (PC) semakin nampak. Pengamat sosial media menduga, ada sponsor yang menggerakkan.

Dalam dua hari terakhir, beberapa akun pseudonym secara serentak menaikkan thread tentang isu Bisphenol A (BPA) pada kemasan galon PC. Padahal, akun-akun sosmed ini sebelumnya tidak pernah membahas isu air kemasan maupun kesehatan, namun tiba-tiba serentak mengangkat narasi kampanye negatif terhadap isu BPA pada galon polikarbonat.

Baca juga : Lanjutkan Tren Positif Di PLN Grup, Indonesia Power Raih 4 Proper Emas Di 2021

Co-founder REDAXI atau Indonesian Antihoax Education Volunteers Astari Yanuarti menduga, ada kemungkinan akun-akun tersebut digerakkan. Patut diduga ada motif komersial di baliknya. 

Menurutnya, secara umum, salah satu karakter penyebaran hoaks adalah daur ulang isu yang serupa. Artinya, hoaks yang sudah disebarkan dalam periode tertentu, akan disebarkan lagi di masa mendatang, meskipun sudah ada klarifikasi terhadap hoaks tersebut. “Pola ini juga terjadi pada hoaks terkait bahaya BPA pada balita, ibu hamil, dan menyusui,” katanya.

Baca juga : Bamsoet Lepas Penerbangan Perdana Asia Cargo Airlines Di Kertajati

Hoaks ini, kata Astari, sudah tersebar sejak beberapa tahun lalu dan sudah diklarifikasi berbagai pihak yang berwenang seperti BPOM dan para dokter. Namun, sampai hari ini masih diedarkan oleh berbagai pihak di media sosial. Bahkan, hoaks ini masih dipercaya sebagian pihak sehingga tidak heran jika sampai hari ini masih beredar.

Dia mengungkapkan, penyebaran hoaks tidak hanya dilakukan buzzer. Semua orang bisa menjadi penyebar hoaks secara sadar maupun tidak. Karena, motif penyebar hoaks pun beraneka rupa. Ada yang karena uang, ideologi, kesehatan, kepedulian, politik, dan emosional. 

Baca juga : Peringati HBT ke-71, Gus Halim Prioritaskan Revitalisasi 152 Kawasan Transmigrasi

"Saya menilai, berbau kepentingan bisnis bertameng kepedulian pada masalah kesehatan. Sehingga beberapa kali terjadi perang tagar di media sosial terkait dengan isu ini,” terangnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.