Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Kinerja Industri Manufaktur Terganggu Urusan Koordinasi Antarinstansi
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi Damai di MK, Jumat Besok
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Bobby Tetap Mau Daftar Jadi Bacagubnya PDIP
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Simak, Rekomendasi Terbaru Pengobatan Covid WHO 14 Januari 2022
Sabtu, 15 Januari 2022 12:45 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama menyampaikan informasi tentang pedoman pengobatan Covid-19 terbaru dari WHO per 14 Januari 2022. Tentunya, berdasar bukti ilmiah terbaru.
"Ada tiga rekomendasi terbaru. Pertama, rekomendasi kuat (strong recommendation) menggunakan obat baricitinib pada pasien Covid-19 berat dan kritis. Ini merupakan alternatif dari interleukin-6 (IL-6) receptor blockers, dalam kombinasi dengan kortikosteroid," jelas Prof. Tjandra dalam keterangannya, Sabtu (15/1).
Kedua, rekomendasi kondisional (conditional recommendation) untuk tidak menggunakan ruxolitinib dan tofacitinib untuk pasien Covid-19 berat dan kritis.
Baca juga : Puan Tidak Tertarik Ngomongin Jabatan Presiden Sampai 2027
Ketiga, rekomendasi kondisional (conditional recommendation) untuk menggunakan obat sotrovimab pada pasien tidak bergejala berat, tetapi punya risiko besar untuk masuk rumah sakit.
Dalam pedoman pengobatan terbaru WHO versi 14 Januari 2022, juga memuat analisis tentang obat oral molnupiravir and nirmatrelvir/ritonavir, yang kini banyak dibicarakan. Termasuk, di negara kita.
Kedua obat ini masuk dalam kelompok what is coming next?, WHO masih terus mengumpulkan data ilmiah, untuk analisis selanjutnya.
Baca juga : Vaksinasi Sudah Tembus 81,7 Persen, Booster Dimulai 12 Januari
"Kita tahu, satu atau dua obat ini sudah disetujui untuk digunakan di berbagai negara di dunia, khususnya untuk kasus-kasus awal. Kita tunggu saja perkembangannya, dalam dalam pedoman edisi WHO selanjutnya," ujar Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini.
Dalam pedoman pengobatan WHO edisi sebelumnya, ada beberapa rekomendasi yang sudah dikeluarkan.
Untuk pasien yang berat atau kiritis, ada rekomendasi kuat (strong recommendation) untuk pemberian kortikosteroid sistemik, juga kuat (strong recommendation) untuk penggunaan IL-6 receptor blockers yaitu tocilizumab sarilumab.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya