Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

3 Hal Yang Harus Dilakukan Santri Untuk Bangun Dakwah Yang Baik

Jumat, 21 Januari 2022 13:50 WIB
CEO App KESAN Hamdan Hamedan (Foto: Istimewa)
CEO App KESAN Hamdan Hamedan (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Agama memerintahkan umatnya untuk senantiasa melakukan kebaikan dan menyebarkannya kepada semesta. Dakwah menjadi ujung tombak dalam perkembangan dan penyebaran agama. Sayangnya, corak dakwah yang keras, konfrontatif, dan destruktif, kerap menjadi fenomena belakangan ini. Corak seperti ini cenderung hanya menimbulkan resistensi di tengah masyarakat yang beragam.

Karena dakwah itu, harus digunakan untuk menyebarkan kebaikan untuk menciptakan kedamaian dan memperkuat persatuan.
CEO App KESAN (Kedaulatan Santri) Hamdan Hamedan menuturkan, setidaknya ada tiga kiat berdakwah yang dapat menyatukan umat, serta menghapuskan narasi pemecah belah kebhinnekaan yang mengatasnamakan dakwah.

Pertama, dakwah yang baik. Artinya, isi dakwahnya itu baik dan cara penyampaiannya pun dengan adab yang baik. "Konten yang baik akan bermanfaat bagi pendengar dakwah, sedangkan adab yang baik membantu memastikan konten yang baik akan diterima oleh pendengar,” ujar Hamdan, di Bogor, Jumat (21/1).

Baca juga : Pegadaian Serahkan Bantuan untuk Warga Pandeglang Terdampak Gempa

Kedua, dakwah yang benar. Hal atau konten yang ingin disampaikan kepada umat atau masyarakat sudah teruji kebenaran dan keakuratannya atau bersumber dari sumber kredibel. Misalnya, dalam Islam sumbernya Al-Qur'an, Hadits, ijma para ulama, atau pendapat para ulama yang terpercaya.

"Jangan asal mengutip dari internet tanpa mengetahui sumbernya. Hal ini dapat menciptakan kegaduhan yang tidak perlu," pesannya.

Ketiga, dakwah yang tepat. Maksudnya, disampaikan di waktu dan tempat yang tepat. "Karena ada juga suatu kebenaran yang apabila disampaikan di saat yang tidak tepat akan memicu resistensi atau penolakan," imbuhnya.

Baca juga : Bangun DKI Nusantara Pake Dana Pemulihan Ekonomi

Hamdan menekankan kepada para santri agar senantiasa mempelajari perbedaan, baik itu perbedaan di masyarakat maupun perbedaan pendapat di kalangan ulama dan juga senantiasa menghormati perbedaan yang ada. “Kuncinya, kita harus menghormati perbedaan itu sendiri, termasuk perbedaan yang ada di dalam agama kita sendiri. Kita perlu bijak dan menghindari dari merasa diri paling benar,” kata jebolan Middlebury Institute of International Studies, Monterey, Amerika Serikat ini.

Hamdan juga menyinggung kasus perusakan sesajen yang sempat viral dan membuat kegaduhan di jagad sosial media beberapa waktu lalu. Menurutnya, masyarakat Indonesia perlu memahami bahwa bangsa ini merupakan bangsa yang majemuk.

“Kita harus paham bahwa kita hidup di negara yang majemuk, di mana ada orang yang mengamalkan suatu peribadatan yang berbeda, maka itu pun dilindungi oleh negara. Tetapi, negara juga memberi ruang kepada kita (umat Islam) untuk mengamalkan ataupun beribadah sesuai dengan keyakinan kita,” ungkapnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.