Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

RI Ambil Alih Kendali Udara Dari Singapura

Nah, Ini Baru Top Markotop!

Rabu, 26 Januari 2022 07:10 WIB
Presiden Jokowi didamping Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju saat bertemu Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di The Sanchaya Resort Bintan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Selasa (25/1/2022). (Foto: BPMI Setpres)
Presiden Jokowi didamping Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju saat bertemu Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di The Sanchaya Resort Bintan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Selasa (25/1/2022). (Foto: BPMI Setpres)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi mengumumkan bahwa Indonesia resmi berhasil mengambil alih ruang kendali udara (FIR) di Kepulauan Riau, termasuk Natuna melalui perjanjian kesepakatan bersama dengan Singapura dalam kunjungan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong di The Sanchaya Resort Bintan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, kemarin.

Dalam pertemuan itu, Jokowi didampingi sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju. Salah satunya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Dalam unggahan Instagram Kementerian Pertahanan @kemhanri dijelaskan, upaya negosiasi Indonesia kepada Singapura untuk mengambil alih FIR sudah dilakukan sejak 1990-an hingga akhirnya bisa terwujud saat ini.

Baca juga : PKS Bidik 1 Kursi DPR Dari Papua Barat

Asal tahu saja, salah satu implementasi penguasaan FIR oleh Singapura adalah saat penerbang TNI AU harus mengantongi izin dari menara kendali penerbangan Bandara Internasional Changi untuk bisa lepas-landas atau mendarat, hingga menentukan rute, bahkan ketinggian dan kecepatan.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim menyatakan, setidaknya ada tiga keuntungan yang didapatkan Indonesia dengan menguasai FIR Kepri dan sekitarnya. Salah satunya adalah kesejahteraan rakyat.

“Apa tuh untuk kesejahteraan rakyat? Yang pertama, karena traffic-nya (lalu lintas penerbangan) tinggi, maka pemasukannya tinggi,” ucapnya saat dihubungi, kemarin.

Baca juga : Willix Halim Calon Dirut Baru Bukalapak

Kedua, Indonesia memiliki kebebasan untuk bergerak di wilayah tersebut karena tidak lagi dikuasai otoritas negara lain. Apalagi, kawasan Kepri dan sekitarnya tergolong perbatasan kritis (critical border).

“Karena itu daerah yang merupakan kawasan disebut critical border dan berbatasan dengan banyak negara, apalagi dekat South China Sea (Laut China Selatan/LCS), tentunya ada kepentingan Angkatan Udara dan Angkatan Laut (AL) untuk beroperasi di sana,” jelasnya.

Terakhir, dapat mengawasi wilayah udara dengan optimal dan maksimal, terutama dalam memantau pergerakan pesawat tanpa izin.

Baca juga : Inilah Negara Terakhir Yang Merayakan Tahun Baru

“Selama ini penerbangan tanpa izin lewat-lewat saja di situ,” ungkap Chappy.

Pendiri Indonesia Center for Air Power Studies (ICAP) itu menambahkan, jika FIR di Kepri masih di bawah kendali Singapura, maka proses menjaga teritorial melalui patroli akan terlalu birokratis karena harus mengajukan izin terlebih dahulu.

“Karena sekarang sudah dikuasai Indonesia, maka Angkatan Udara Indonesia bisa terbang bebas tanpa minta izin dengan negara lain, kita lebih berdaulat. Mau menyelenggarakan patroli udara, mau bikin latihan perang-perangan di Natuna, suka-suka kita,” tutupnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.