Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, dr Reisa Broto Asmoro mewanti-wanti masyarakat yang menjalani isolasi mandiri (isoman) agar tidak sembarangan menggunakan obat. Obat bagi pasien Corona, wajib pakai resep dokter.
“Ini hati-hati. Kita jangan membuat resep pengobatan sendiri, apalagi dengan obat-obat yang tidak dari anjuran tenaga kesehatan,” imbau Reisa dalam keterangannya, kemarin.
Soalnya, kata Reisa, etiap orang memiliki kondisi tubuh yang berbeda-beda. Karena itu, saat berobat di rumah sakit atau telemedicine pasien harus mengungkapkan seluruh gejala yang dialaminya. Juga, komorbid atau penyakit penyerta yang diderita.
Baca juga : Corona Naik Lagi, PTM Lanjut Apa Stop
Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan obat yang tepat. Masyarakat yang menjalani isoman juga disarankan memiliki oximeter. Tujuannya, untuk mengetahui pemantauan saturasi oksigen di dalam tubuhnya.
Reisa menuturkan, gejala-gejala yang dimiliki oleh pasien Covid-19 bervariasi pada setiap orang. Tapi umumnya, gejala-gejala varian Omicron yang paling sering muncul pada pasien adalah sakit tenggorokan, batuk kering, sakit kepala, atau terkena demam.
“Walaupun dinyatakan gejalanya lebih ringan dari Delta, bukan serta merta Omicron ini menjadi penyakit yang diremehkan. Ini tetap virus yang berbahaya, kita harus berhati-hati,” tegas dokter lulusan Universitas Pelita Harapan (UPH) itu.
Baca juga : Nyetir Saat Mabuk, Pria Tabrak Resto Cepat Saji
Sementara Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengungkapkan, sejumlah obat-obatan yang dulu banyak dicari orang untuk pengobatan Covid-19 sekarang terbukti tidak bermanfaat. “Bahkan bisa menimbulkan efek samping serius pada beberapa kasus,” ingatnya.
Obat yang dimaksud antara lain Ivermectin, Klorokuin, Oseltamivir, dan Azithromycin. Ivermectin, tidak disetujui Badan Pengawas Obat & Makanan (FDA) AS, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan regulator obat Uni Eropa. Banyak laporan pasien yang memerlukan perhatian medis, termasuk rawat inap, setelah mengonsumsi Ivermectin.
Kemudian, Klorokuin, meski sudah dipakai oleh ratusan ribu orang di dunia, namun terbukti malah berbahaya untuk jantung. “Manfaat antivirusnya justru nggak ada. Jadi, klorokuin tidak boleh dipakai lagi,” imbuhnya.
Baca juga : Travel Bubble Batam-Bintan-Singapura Dibuka Dengan Prokes Ketat
Sedangkan Oseltamivir, yang merupakan obat influenza, belum terbukti efektif mengatasi Covid-19. WHO sudah menyatakan obat ini tidak berguna untuk Corona. “Kecuali saat Anda dites terbukti positif influenza, yang amat jarang ditemukan di Indonesia,” tutur Zubairi.
Kemudian, Azithromycin juga dinilai tidak bermanfaat sebagai terapi Covid-19, baik untuk skala ringan serta sedang. Kecuali, ditemukan bakteri selain virus penyebab Covid-19 dalam tubuh. “Kalau hanya Covid-19, maka obat ini (Azithromycin) tidak diperlukan,” tandasnya. [JAR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya