Dark/Light Mode

Tukang Las Kereta Cepat Diisi Buruh China

Bappenas Kaget, Warganet Heran

Rabu, 9 Februari 2022 08:47 WIB
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung menggunakan tenaga kerja asing (TKA) yang mayoritas dari China. (Foto: Istimewa).
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung menggunakan tenaga kerja asing (TKA) yang mayoritas dari China. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung terus jadi sorotan. Setelah urusan biayanya yang membengkak, kali ini soal tukang lasnya yang diisi buruh China. Mengetahui hal itu, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengaku kaget. Warganet pun ikutan heran.

Soal tukang las Kereta Cepat Jakarta-Bandung diisi buruh China dibongkar Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas, Pungky Sumadi dalam Rapat Panja Pengawasan Penanganan Tenaga Kerja Asing, di Komisi IX DPR, Gedung Parlemen, kemarin.

“Kami sempat mengunjungi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Itu awalnya agak membingungkan. Kami melihat tukang las untuk rel itu ternyata masih harus dari China kita datangkan,” beber Pungky.

Baca juga : Kementan Pantau Ketat Distribusi Pupuk Subsidi Bagi Petani

Melihat tukang las rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung diisi buruh China, awalnya dia bilang kaget. Namun, setelah berdiskusi, dia memahami kenapa sampai harus dikerjakan buruh China. Pasalnya, rel kereta cepat merupakan rel berkualitas tinggi.

Dengan berat hati, Pungky menyebut, Indonesia belum memiliki kemampuan melakukan keahlian seperti itu. Maka, pekerjaan teknis itu membutuhkan tenaga kerja dari luar negeri.

“Hal-hal seperti ini sebetulnya kami dapat dijadikan sebagai contoh, mengapa kita masih membutuhkan, kadang-kadang tenaga ahli yang walaupun sifatnya sangat teknis. Tetapi memang kita belum memiliki kapasitas itu,” sesalnya.

Baca juga : Pre Season Teritorry Cup, Awal Dimulainya Open League 2022 Jakarta

Dia menyebut, rasio tenaga kerja asing dibandingkan tenaga kerja dalam negeri masih aman. Yakni 1:2.880 orang. Artinya, setiap 2.880 pekerja Indonesia ada satu tenaga kerja asing.

Sedangkan di Malaysia dan Singapura, rasionya hanya 1:12 dan 1:2. Dengan kata lain, ada 1 TKA di setiap 12 pekerja lokal Malaysia dan 1 TKA di setiap 2 pekerja warga Singapura. Sementara di Thailand rasionya 1:17, Australia 1:4, dan Hong Kong 1:3.

Bagaimana penilaian pengamat soal tukang las Kereta Cepat Jakarta-Bandung pakai buruh China? Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio mengatakan, buruh China menggarap pekerjaan dasar bukan isu yang baru. Laporan soal ini sudah banyak. Karena itu, dia heran kenapa Bappenas kaget.

Baca juga : IPDN Kemendagri Bantu Warga Terdampak Pandemi

Menurut dia, biasanya investor berani membawa tenaga kerja dari negaranya karena tercantum dalam kontrak kerjanya. Karena itu harus dicek ada tidak yang mengatur soal itu.

“Harus dilihat mereka ngelas apanya? Spesifik nggak, misalnya nggak boleh sembarang orang. Ini harus dilihat kontraknya. Kalau ngelas biasanya aja masih pakai buruh China kebangetan,” tukasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.