Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Peneliti : Sektor Pertanian Indonesia Harus Waspadai Ancaman Perubahan Iklim

Senin, 14 Februari 2022 07:12 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta mengingatkan perubahan iklim merupakan salah satu ancaman sektor pertanian yang harus diwaspadai karena dampaknya yang signifikan. 

Seperti, beberapa dampak perubahan iklim antara lain adalah cuaca ekstrem, seperti hujan lebat, kekeringan, gelombang panas, dan badai tropis.

“Cuaca ekstrem dapat sangat berdampak pada sektor pertanian. Kekeringan yang ekstrem dan curah hujan yang tinggi dapat berdampak buruk pada hilangnya produktivitas tanaman,” jelas Felippa dalam keterangan persnya kepada RM.id, Senin (14/2).

Dijelaskan, perubahan iklim dapat mengganggu ketersediaan pangan dan mengancam ketahanan pangan. Secara sederhana, berkurangnya produksi akan mengakibatkan harga pangan menjadi lebih mahal. Kenaikan harga dapat berdampak pada akses, keterjangkauan dan pemanfaatan pangan.

Ia melanjutkan, tingginya harga makanan bergizi merupakan faktor terbesar yang menghalangi konsumsi rumah tangga yang lebih besar dan lebih sehat, berdasarkan data WFP 2017.

Baca juga : Pameran Revolusi Kemerdekaan Indonesia Di Rijksmuseum Belanda Resmi Dibuka

Data yang sama juga menunjukkan harga makanan bergizi termurah untuk rata-rata rumah tangga empat orang berjumlah Rp 1.191.883 per bulan.

Biaya tersebut lebih dari dua kali lipat rata-rata pengeluaran rumah tangga nasional untuk makanan pada September 2020 yang hanya Rp 588.773 per bulan, berdasarkan data BPS 2020.

Volatilitas harga berdampak signifikan bagi ketahanan pangan Indonesia, karena konsumen dapat mengubah konsumsinya untuk merespons kenaikan harga.

Ketika menghadapi kenaikan harga, konsumen mengurangi konsumsi makanan bergizi atau bahkan jumlah keseluruhan makanan mereka.

Penelitian CIPS tentang dampak tingginya harga pangan bagi penerima bantuan sembako menemukan bahwa penerima bantuan lebih memprioritaskan beras daripada telur ketika menghadapi kenaikan harga dan akan lebih memilih untuk meningkatkan konsumsi mie instan.

Baca juga : Altet Bulutangkis Indonesia Tak Sabar Tanding Di Asia Beregu 2022

Oleh karena itu, lanjut Felippa, masa depan sistem pangan kita bergantung pada kemampuan kita untuk beradaptasi dan menciptakan sistem pangan yang tangguh.

Menciptakan sistem pangan yang tangguh untuk beradaptasi dengan dampak perubahan iklim harus menjadi prioritas utama bagi Indonesia.

Perdagangan terbuka atau open trade dapat menjadi solusi untuk beradaptasi dengan ancaman perubahan iklim yang sangat mungkin meningkat di masa depan.

Perdagangan dapat membantu mendiversifikasi sumber pangan dalam periode pemulihan dari guncangan dan hal tersebut membuat sistem pangan lebih tangguh.

Sistem pangan harus mampu menyediakan pangan yang cukup dan terjangkau bagi penduduknya bahkan pada saat gagal panen atau terjadi bencana.

Baca juga : Airlangga: Indonesia Punya Potensi Olah Bahan Baku Emas

Perdagangan terbuka dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan fleksibilitas sistem pangan terhadap perubahan iklim. Perdagangan dapat membuat sistem pangan menjadi tangguh dengan lalu lintas barang dan jasa yang vital dalam masa pemulihan ekonomi.

Keterbukaan perdagangan dapat meningkatkan akses suatu negara ke pasar dunia dan meningkatkan kemampuan sistem pangan untuk beradaptasi.

Menurut Felippa, masa depan sistem pangan Indonesia, salah satunya, bergantung pada ketahanannya dalam beradaptasi dengan perubahan iklim. Namun, seiring berkembangnya krisis iklim, dampak fenomena cuaca alam mungkin akan semakin besar.

"Sistem pangan yang tangguh harus mampu beradaptasi dengan ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perubahan iklim,” tandasnya. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.