Dark/Light Mode

Pameran Revolusi Kemerdekaan Indonesia Di Rijksmuseum Belanda Resmi Dibuka

Sabtu, 12 Februari 2022 13:25 WIB
Dubes Mayerfas (tengah) saat meresmikan Pameran Revolusi Kemerdekaan Indonesia di Rijksmuseum Belanda pada, Kamis (10/2). (Foto: KBRI Den Haag)
Dubes Mayerfas (tengah) saat meresmikan Pameran Revolusi Kemerdekaan Indonesia di Rijksmuseum Belanda pada, Kamis (10/2). (Foto: KBRI Den Haag)

RM.id  Rakyat Merdeka - Duta Besar Indonesia untuk Belanda Mayerfas meresmikan Pembukaan Pameran Revolusi Kemerdekaan Indonesia di Rijksmuseum Belanda pada, Kamis (10/2).

Pameran dibuka dihadiri Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Indonesia Nadiem Anwar Makarim secara virtual. Sementara dari perwakilan Pemerintah Belanda diwakili State Secretary for Culture and Media Gunay Uslu.

Pameran Revolusi Kemerdekaan Indonesia, yang berlangsung 11 Februari - 5 Juni di Rijksmuseum Belanda difokuskan pada periode 1945-1949.

Pameran ini merekam peristiwa sejarah dari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 hingga kembalinya Presiden Soekarno ke Indonesia pada 28 Desember 1949 setelah penyerahan kekuasaan dari Belanda ke Indonesia.

Baca juga : Termotivasi Kakak, Beckham Pede Bawa Indonesia Juara Piala AFF U-23

Rekaman sejarah tersebut ditampilkan melalui lebih dari 200 koleksi seni dan benda bersejarah yang merepresentasikan pandangan 20 pelaku atau saksi sejarah, dari mulai pejuang, seniman, diplomat, politisi hingga jurnalis.

Pemerintah Indonesia dan Belanda, berdasarkan rilis KBRI Den Haag, Jumat (11/2), memandang pameran ini dapat membuka perspektif baru dalam mempelajari sejarah kedua negara.

 

 

Baca juga : Ukraina Memanas, Dubes Jose: Aktivitas WNI Di Rusia Berjalan Seperti Biasa

Nadiem menyatakan bahwa pengalaman pelaku sejarah perlu didengar dan dipelajari kembali. "Terdapat pernyataan di mana mereka yang tidak bisa belajar dari sejarahnya akan mengulangi kembali kesalahannya. Pameran Revolusi ini dapat digunakan sebagai medium untuk mempelajari kembali sejarah," jelasnya, dalam keterangan KBRI Den Haag.

Sementara itu, State Secretary for Culture and Media Belanda melihat bahwa Belanda dan Indonesia memiliki sejarah bersama (shared history) yang memiliki dampak bagi masyarakat kedua negara.

"Pameran Revolusi ini diharapkan dapat membuka mata dan hati serta mendekatkan masyarakat kedua negara," ujar Gunay Uslu.

Dubes Mayerfas berpandangan bahwa pameran ini dapat membuka perspektif masyarakat kedua negara dalam melihat suatu periode sejarah.

Baca juga : KSP: Pemindahan IKN Wujud Keseriusan Indonesia Hadapi Pemanasan Global

"Pameran Revolusi dapat memberikan perspektif yang lebih luas dalam melihat sejarah, termasuk dari sudut pandang pelaku sejarah yang terlibat, benda seni dan benda bersejarah dari masa tersebut," ucapnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.