Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Catatan Agus Sudibyo
Intelektual Yang Menyamar Jadi Dalang
Senin, 14 Februari 2022 13:46 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Beliau asli Tulung Agung. Saya lahir di Malang, besar di Blitar, dan punya leluhur di Tulung Agung juga. Jadi, kami sering meneguhkan chemistry dengan mengobrolkan tanah leluhur.
Obrolan ringan lainnya adalah soal wayang. Beliau dalang, saya penggemar berat wayang.
Beliau suatu ketika terkejut, ketika saya cerita, waktu kecil saya tidak mau dikhitan kalau tidak ditanggapkan wayang kulit.
Saya ingat dalangnya waktu itu adalah duet “Kadis-Parmin”, yang sedang kondang di sekitar Blitar Jawa Timur pada akhir tahun 1980-an.
Saya dan Mas Margiono (Mas MG) baru kenal setelah bersama-sama menjadi anggota Dewan Pers periode 2010-2013.
Berita Terkait : Pertamina Siapkan Proyek Hilirisasi Batu Bara Menjadi DME
Kesan pertama saya kurang begitu bagus. Dalam suatu pertemuan, dengan gayanya yang selengekan, beliau membantai argumentasi saya soal perlindungan keselamatan wartawan. Namun dalam perjalanannya, kami banyak berkomunikasi.
Beliau terhitung jarang datang ke Dewan Pers.
“Gus, Margiono ke mana aja? Bilang ke dia, saya ingin ketemu”. Begitu kata Pak Bagir Manan kalau sudah berbulan-bulan Mas MG tidak nongol ke kantor Dewan Pers, Jalan Kebun Sirih Jakarta.
Beberapa kali, Pak Bagir menyatakan demikian. Saya yang disuruh jadi Mak Comblang.
“Mas, Pak Bagir menanyakan!”. “Mas, Pak Bagir kangen!” begitu pesan singkat saya ke Mas Margiono. “Ya”, hanya begitu jawab Mas MG.
Berita Terkait : Ketua KPK: Jangan Ada Lagi Transaksi Antara Parpol Dan Pejabat Yang Didukung
Tetap saja dia tidak datang ke Dewan Pers. Hingga suatu ketika, saya ubah pesan singkat itu menjadi “Mas, Pak Bagir marah sama sampeyan”.
Spontan, beliau menelepon saya dan minta waktu ketemu Pak Bagir. Beberapa kali trik “Pak Bagir marah” saya gunakan, dan berhasil menggiring Mas MG mampir ke kantor Dewan Pers.
Hingga suatu hari, beliau mengajak ketemu saya dan mengatakan, “Mas Agus saya tidak punya banyak waktu untuk Dewan Pers. Tolong pekerjaan-pekerjaan saya yang nangani Mas Agus ya. Nanti saya carikan ubo rampe-nya”.
Perjalanan dinas ke luar negeri adalah saat yang sangat intens bisa ngobrol dengan Mas MG.
“Mas, sama saya ngobrol yang ringan-ringan saja ya. Kalau yang berat-berat, sama mas Bambang (BHM) saja,” kata Mas MG disambut tawa kami semua.
Berita Terkait : Bamsoet: Hormati Hubungan Antar Lembaga Tinggi Negara
Kalau tiga senior (Mas MG, Mas BHM dan Pak Satria Narada) duduk satu meja, ada saja kelakar dan ledekan yang terlontar.
Pak Bagir dan kami semua menikmati benar kebersamaan itu. Pak Bagir sering menyentil harian Rakyat Merdeka, dan kami selalu tertawa mendengar jawaban jenaka Mas MG.
Selanjutnya
Tags :
Berita Lainnya