Dark/Light Mode

Saran Praktisi, Pilih Pesantren Yang Sanadnya Jelas

Sabtu, 5 Februari 2022 13:52 WIB
Praktisi pesantren M Najih Arromadloni (Foto: Istimewa)
Praktisi pesantren M Najih Arromadloni (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Temuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terkait 198 pesantren yang diduga oknum-oknum individunya terindikasi dan terafiliasi dengan jaringan terorisme, menuai polemik di masyarakat. Bahkan ada pihak yang menuding temuan itu sebagai islamofobia. Namun, di sisi lain, adanya temuan ini justru menjadi penyadar bahwa diperlukan deteksi dini agar anak bangsa dapat mendapatkan hak pendidikan tanpa terancam ideologi radikal dan terorisme.

Praktisi pesantren M Najih Arromadloni, mengungkapkan, hasil riset terkait afiliasi pesantren dengan kelompok teroris bermanfaat untuk meningkatkan public awareness. Temuan itu penting bersamaan dengan banyaknya pesantren yang membawa ideologi transnasional di balik kemunculannya. “Mereka ini suka melakukan kamuflase dengan mengambil nama pesantren, tetapi sebenarnya tidak menerapkan atau mengambil substansinya,” ujar Najih, di Bogor, Sabtu (5/2).

Baca juga : Mau Pilih Pesantren Yang Aman Dan Baik Untuk Anak, Ini Tips Dari Kemenag

Pendiri Center for Research and Islamic Studies (CRIS) Foundation ini menyayangkan fenomena kemunculan lembaga-lembaga baru yang hanya secara formalitas mengambil nama pesantren, tetapi kurikulum, sistem pendidikan, dan bahkan pembelajaran kitab kuning tidak disertakan di dalamnya. Fakta inilah yang membuat semua pihak harus waspadai institusi pendidikan yang berkedok pesantren.

“Hal ini agar terbangun kewaspadaan dari semua pihak, baik itu stakeholder pemerintah maupun masyarakat. Intinya masyarakat agar lebih selektif dalam memilih pesantren,” jelas pria yang akrab disapa Gus Najih.

Baca juga : Boy Berjiwa Besar, Sudah Minta Maaf

Ia lalu mengungkapkan, beberapa hal yang perlu menjadi perhatian masyarakat, orang tua, dan calon santri dalam memilih pesantren di tengah makin banyaknya bermunculan pesantren di negeri ini. “Harus dilihat dulu sanad atau tradisi keilmuannya ke mana,” ungkapnya.

Menurutnya, perlu diteliti juga terkait afiliasi pesantren tersebut dengan organisasi masyarakat (ormas). Juga keterbukaan pesantren dengan masyarakat sekitar menjadi poin yang harus diperhatikan guna menghindari kecurigaan pesantren tersebut bersifat eksklusif. Perlu juga dilihat track record atau rekam jejak dari pesantren tersebut.

Baca juga : Sambangi Markas MUI, Kepala BNPT Minta Maaf Soal 198 Pesantren Terafiliasi Teroris

Ia menilai, kesalahan dalam memilih pesantren justru akan menimbulkan dampak panjang yang akan mempengaruhi dan berbahaya bagi keberlangsungan bangsa ini. Terlebih saat ini marak masuknya ideologi transnasional sebagai akibat dari kemajuan teknologi informasi.

“Padahal, khittah pesantren sejak dahulu adalah doktrin hubhul wathon minal iman, yaitu cinta terhadap tanah air adalah bagian daripada iman. Dan itu yang selama ini menjadi realitas dunia pesantren sepanjang sejarah Nusantara ini,” ujarnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.