Dark/Light Mode

Canangkan Bulan Cinta Laut

Menteri Sakti: Laut Bukan Keranjang Sampah, Harus Dijaga!

Sabtu, 29 Januari 2022 20:16 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono bersama Bupati Bantul Abdul Halim Muslih melakukan gerakan aksi bersih pantai di Panta Parangkusumo, Bantul, Jumat (28/1). (Foto: Istimewa)
Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono bersama Bupati Bantul Abdul Halim Muslih melakukan gerakan aksi bersih pantai di Panta Parangkusumo, Bantul, Jumat (28/1). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengajak seluruh masyarakat untuk membersihkan laut dari sampah. Laut adalah sumberdaya alam yang harus dijaga dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

"Gerakan Bersih Pantai dan Laut tidak boleh berhenti sampai hari ini. Namun harus dilakukan secara berkelanjutan sehingga dapat mengubah prilaku dan pandangan laut sebagai keranjang sampah," tegas Menteri Wahyu dalam acara Kick off #BulanCintaLaut di Pantai Parangkusumo, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (28/1).

Dia menegaskan, Indonesia merupakan negara maritim yang terdiri dari deretan pulau-pulau. Karena itu, kita tidak boleh memunggungi laut, tetapi sebaliknya menganggap lait sebagai halaman terdepan. "Makanya laut harus bersih," tegasnya.

Adapun Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL) yang berlangsung di Pantai Parangkusumo ini, sambung dia, adalah baru pemanasan. Gerakan ini akan terus digelorakan sebagai bentuk dan komitmen Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menghadirkan ekonomi biru. Laut adalah tanggung jawab bersama yang harus dikelola dengan baik karena berpengaruh besar pada kelangsungan hidup manusia.

"Kalau lautnya dieksploitasi habis-habisan, ikannya habis, sampahnya banyak, maka manusia akan punah. Karena air yang kita minum, udara yang kita hirup semuanya berasal dari laut," tegasnya.

Baca juga : Lutfi Gerak Cepat Tekan Harga Migor

Peningkatan populasi penduduk dan pergerakan pembangunan wilayah pesisir, jelas Sakti, mengancam laut dan pelayanan jasa yang diberikan. Sampah yang tidak dikelola dengan baik pasti akan berdampak pada lingkungan.

Sehingga produktivitas perairan laut dapat menurun yang akhirnya dapat menimbulkan masalah. Tugas kita bersama mewujudkan laut yang sehat, minim pencemaran dan terjaga  ekosistemnya.  

"Kita harus berani menyampaikan ke dunia bahwa kita adalah negara yang selalu memperhatikan keselamatan laut dan memiliki tata kelola yang baik," lanjut dia.

Dia berharap pencanangan Gerakan Bersih Laut ini bisa digelorakan ke seluruh wilayah Indonesia oleh Presiden Joko Widodo. Bila kegiatan ini masif, dia mendorong nantinya akan ada bulan tertentu, di mana para nelayan tidak melaut untuk menangkap ikan melainkan khusus untuk mengambil sampah.

"Dan setiap sampah yang diambil akan ada imbalan bagi para nelayan. Saya mohon ada kerjasama dengan pemda dalam melaksanakan program ini," ajak Sakti.

Baca juga : KSP: Pembukaan Travel Bubble Batam–Bintan Dan Singapura Bukan Keputusan Sekejap, Sudah Diperhitungkan

Lebih lanjut, Sakti menegaskan dengan ditunjuknya Indonesia sebagai Presidensi G20 untuk tahun 2022 ini, bisa menjadi wahana untuk memberikan contoh dan pembelajaran yang baik.

KKP dapat mendukung melalui kebijakan ekonomi biru yang memusatkan kepada kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan dan pemanfaatan ruang laut yang mempertimbangkan ketahanan ekologi dan ekonomi.

"Sekarang adalah saatnya kita bertugas mengembalikan fungsi laut, mengelola dengan bijak serta mengkonversi sumberdaya dan keanekaragaman laut yang dapat memberikan manfaat bagi generasi saat ini tanpa mengesampingkan kebutuhan generasi akan datang," tambah dia.

Plt. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Pamuji Lestari menambahkan, Bulan Cinta Laut merupakan tindaklanjut Amanat Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut.

Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi sampah sebanyak 30 persen melalui 3R yakni Reuse, Reduce dan Recycle dan penanganan sampah sebanyak 70 persen sampai tahun 2025, serta pengurangan sampah plastik yang masuk ke laut sebanyak 70 persen sampai tahun 2025.

Baca juga : BI Dan Bank Sentral Singapura Kerja Sama Anti Pencucian Uang

"Bulan Cinta Laut ini bukan hanya sekedar mengambil sampah lalu membuang pada tempatnya, melainkan aksi ini pun sebagai kampanye KKP dalam upaya mengurangi sampah di laut serta menjadi sarana edukasi yang efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan partisipasi masyarakat untuk melakukan pengendalian pencemaran di pesisir dan laut," ujar Tari.

Tari menambahkan, kick off Bulan Cinta Laut juga menempati trending topic Twitter di Indonesia. Dia berharap kegiatan gerakan bersih pantai dan laut (GBPL) bisa mengedukasi lebih luas masyarakat untuk lebih aware terhadap kesehatan laut.

"Sampah yang terkumpul hampir satu ton, terdiri dari sampah plastik dan sampah organik. Tentunya selain ini kami juga akan melakukan pelatihan untuk mengolah sampah menjadi barang-barang bisa bermanfaat kembali," tambah Tari. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.