Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Dubes RI Untuk Singapura, Suryopratomo
In Memoriam Mas Margiono: Selera Humor Kelas Tinggi
Senin, 14 Februari 2022 20:10 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Ketika mendengar Mas Margiono harus dirawat karena positif Covid-19, ada perasaan khawatir. Berita itu diterima saat saya sedang browsing foto-foto lama, dan menemukan foto saat kami sedang berkunjung ke Surabaya, 21 Oktober 2018.
Ketika itu, kami diundang Gubernur Jawa Timur Soekarwo untuk peluncuran bukunya yang berjudul “Berkaca dari Kegagalan Liberalisasi Ekonomi.”
Pengalaman sebagai relawan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di awal pandemi, memberikan pemahaman bahwa Covid-19 berbahaya bagi mereka yang memiliki obesitas, diabetes, dan ginjal.
Obat yang dikonsumsi untuk menyembuhkan Covid-19, memberikan efek yang berlawanan terhadap penyakit bawaan yang dimiliki.
Mas Margiono setidaknya memiliki obesitas. Namun, saya mencoba menyangkal fakta itu, dan berharap Mas Margiono bisa segera pulih.
Berita Terkait : Cari Dukungan, Sobat Erick Bagikan Sembako Ke Nelayan Cirebon
Harapannya, Covid-19 yang menyerang Mas Margiono adalah varian Omicron. Varian yang baru ini diketahui tidak menyerang paru-paru, tetapi hanya saluran atas pernafasan.
Banyak yang terinfeksi varian Omicron, gejalanya ringan dan fatalitasnya rendah.
Ketika Pemimpin Umum Rakyat Merdeka Ratna Susilowati memberi kabar kondisinya membaik, ada rasa senang karena Mas Margiono bisa segera berkumpul kembali dengan rekan-rekan wartawan.
Ketua Umum PWI Pusat periode 2008-2018 ini merupakan sosok yang bersahaja dan rendah hati. Kami selalu berupaya untuk saling cium tangan, ketika bertemu.
Sejak zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Mas Margiono selalu mencium tangan Presiden ketika bertemu. Dalam dunia kewartawanan yang egaliter, cara seperti itu banyak dikritik para wartawan.
Berita Terkait : Jajaki Peluang Kerja Sama Antar Kepolisian
Mas Margiono dianggap merendahkan profesi wartawan. Namun, sebagai orang yang dibesarkan di Jawa Timur dan akrab dengan kultur pesantren, itu merupakan bagian dari keseharian Mas Margiono. Ia tentu mendengar kritikan yang disampaikan.
Namun, Mas Margiono tidak pernah berubah. Tetap dengan sopan santunnya, untuk mencium mereka yang lebih dituakan dan dihormati.
Selasa, 1 Februari 2022, Allah SWT berkehendak lain. Mas Margiono dipanggil ke haribaan-Nya. Serangan Covid-19, membuat Mas Margiono menghembuskan napas terakhirnya pada pukul 09.20 WIB.
Dunia kewartawanan Indonesia kehilangan salah seorang sosok pemimpin yang 10 tahun mewarnai organisasi profesi wartawan. Tepat di bulan saat wartawan akan memperingati Hari Pers Nasional yang ke-75.
Sosok cerdas
Berita Terkait : Bamsoet: Pecatur Beda Tipis dengan Politisi
Harus diakui, Mas Margiono merupakan sosok cerdas. Itu bisa terlihat dari caranya berbicara yang penuh dengan humor kelas tinggi, dan membuat orang yang mendengarnya tergelak. Ia bahkan kerap menertawakan dirinya sendiri.
Setiap Peringatan HPN, pidato Mas Margiono selalu ditunggu-tunggu. Ia mampu menghipnotis hadirin, dengan pidato yang bukan hanya sarat dengan pesan, tetapi juga dengan cara pembawaan yang penuh dengan humor.
Selanjutnya
Tags :
Berita Lainnya