Dark/Light Mode

Cegah Lonjakan Harga Jelang Lebaran

Moeldoko: Perlu Ada Alternatif Impor Daging Sapi, Selain Australia

Selasa, 1 Maret 2022 17:56 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (Foto: KSP)
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (Foto: KSP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan, pemerintah perlu mencari negara alternatif impor daging sapi selain Australia. Demi memastikan keterjangkauan harga dan kecukupan ketersediaan daging sapi menjelang Lebaran pada Mei mendatang.

Hal ini disampaikan dalam rapat koordinasi dengan beberapa elemen Kementerian/Lembaga terkait dan para Perwakilan Asosiasi Daging Sapi Nasional di Gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa (1/3).

"Perlu ada negara alternatif impor selain Australia, yang mampu memenuhi permintaan daging sapi dalam negeri dengan harga terjangkau. Ini perlu dilakukan dengan cepat,” kata Moeldoko. 

Sebagai informasi, stabilitas harga daging sapi dalam negeri saat ini terganggu oleh kenaikan harga impor sapi bakalan dari Australia.

Baca juga : Rayakan HUT Ke-65, Astra Usung Tema Solusi Inovatif Dan Berkelanjutan

Harga daging sapi bakalan impor pada Januari 2022 naik menjadi 4,2 dolar AS (Rp 60.324) per kg bobot hidup dari posisi 3,8 dolar AS (Rp 54.579).

Bahkan, harga ini terus naik hingga 4,5 dolar AS (Rp 64.633) pada Februari.

Harga impor yang tinggi ini, memicu kenaikan harga daging sapi secara signifikan di tingkat nasional, dari Rp 119.750/kg pada 26 Februari 2021 menjadi Rp 125.550/kg pada 25 Februari 2022, atau meningkat sebesar 4,9 persen.

Harga tertinggi daging sapi terpantau berada di Provinsi Aceh, dengan angka Rp 140.650/kg. Di DKI Jakarta, harganya Rp 140 ribu /kg.

Baca juga : Jelang Lawan Persita, Maung Bandung Latihan Sehari 2 Kali

"Presiden sangat khawatir tentang inflasi beberapa komoditas yang sedang naik, seperti kedelai, minyak goreng. Sekarang, kita antisipasi agar daging sapi tidak terus naik. Pemerintah sigap menyikapi situasi ini, agar tidak ada keterlambatan," ujar Moeldoko.

Terkait hal ini, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nasrullah mengatakan, ketersediaan daging sapi untuk Februari hingga Mei mencapai 240.948,5 ton.

Sementara kebutuhan daging hingga Mei, mencapai 238.213 ton .

Angka ini menunjukkan adanya surplus 276 ton ketersediaan, yang seharusnya bisa mencegah terjadinya kelangkaan daging sapi.

Baca juga : Sip, Jangan Cuti Dan Keluar Kota!

“Kenaikan harga ini sering berpatok pada harga sapi bakalan impor. Ketika mereka mendengar harga sapi bakalan naik, mereka juga ingin menaikkan harganya. Jadi, perlu penetapan harga jual yang wajar berdasarkan harga belinya,” kata Nasrullah.

“Selain itu, langkah SOS tercepat yang bisa diambil adalah memilih Meksiko atau Brazil sebagai negara alternatif impor,” pungkasnya. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.