Dark/Light Mode

Minta Pemanas Nasi

Romy Raja Ngeluh

Jumat, 21 Juni 2019 08:01 WIB
Romahurmuziy/Romy memakai rompi tahanan KPK. Ist
Romahurmuziy/Romy memakai rompi tahanan KPK. Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Romahurmuziy alias Romy kembali ngeluh soal fasilitas rutan. Kali ini, tersangka jual beli jabatan di Kementerian Agama ini ngeluh soal pemanas nasi. Karena sering ngeluh, tepatkah Romy dinobatkan sebagai “raja ngeluh”?

Keluhan itu disampaikan Romy lewat surat. Surat itu, dibagikan ke wartawan saat dia hendak menjalani pemeriksaan sebagai tersangka kasus suap jual beli jabatan Kemenag di Gedung Merah Putih KPK, Jl. Kuningan Persada, kemarin.

“Saya mau kasih ini, ini surat yang disampaikan oleh teman-teman penghuni rutan, ada dua, ada tiga rangkap, silakan dibagi aja. Yang satu tanggal 29 (Januari) yang satu tanggal 6 (Januari),” ujar Romy sebelum memasuki gedung komisi antirasuah.

Romy mengklaim, surat itu bukan hanya keluhan dirinya. Ada juga keluhan dari warga rutan lain. Sebelumnya, Romy pernah memprotes KPK soal kondisi dispenser di rutan tak pernah diganti sejak KPK berdiri. Juga, keluhan soal pengapnya kamar tahanan. Keluhan-keluhan itu, diklaim Romy juga berasal dari para tahanan lain.

“Beberapa yang dulu saya sampaikan sebenarnya berasal dari mereka, jadi saya sebenarnya hanya menyuarakan saja,” ujarnya.

Dalam surat tertanggal 6 Januari, tertera 22 tanda tangan para tahanan yang menghuni rutan KPK. Sementara surat 29 Januari, ditandatangani 28 tahanan.

Antara lain Gubernur Aceh nonaktif Irwandi Yusuf, mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih, Bupati Hulu Sungai Tengah (nonaktif) Abdul Latif, dan Bupati Cianjur (nonaktif) Irvan Rivano.

Baca juga : Peringatan Keras Ryamizard Ryacudu

Kedua surat itu ditujukan ke Pimpinan KPK, Kepala Pengawas Internal KPK, dan Kepala Rutan KPK. Surat itu sudah dicap dan diterima oleh KPK pada tanggal 11 Januari 2019.

Dalam surat tertanggal 6 Januari, para tahanan mengeluhkan pemborgolan yang dilakukan ketika para tahanan hendak melakukan ibadah. Misalnya saat Sholat Jumat dan Kebaktian.

Ibadah Sholat Jumat dilakukan di Gedung Merah Putih KPK, yang menurut para tahanan, kondisi tempat dan jumlah jamaahnya tidak memenuhi syarat untuk melaksanakan ibadah itu.

Para tahanan meminta Sholat Jumat di Rutan Guntur tanpa tangan terborgol. Kemudian, para tahanan Nasrani mengeluhkan pelarangan ibadah Kebaktian.

Selama ini, menurut mereka, Kebaktian digelar di Gedung Merah Putih KPK setiap hari Minggu dengan mendatangkan pendeta dari luar. Namun, pada hari Minggu, 6 Januari, kegiatan itu ditiadakan tanpa pemberitahuan dari pimpinan serta petugas Rutan KPK.

Selain saat ibadah, para tahanan juga ogah diborgol pada saat keluar rutan. Baik untuk menjalani pemeriksaan, persidangan di pengadilan, maupun ketika berobat di rumah sakit.

Mereka berargumen, sejak KPK berdiri tidak pernah ada satu tahanan pun yang melawan petugas dan mencoba melarikan diri. Para tahanan pun menilai tindakan pemborgolan itu cenderung untuk mempermalukan mereka.

Baca juga : Penahanan Romahurmuziy Diperpanjang

Sementara dalam surat tertanggal 29 Januari, para tahanan mengeluhkan penyitaan alat pemanas makanan yang tadinya diizinkan oleh pimpinan KPK dan Karutan KPK yang lama.

Tanpa pemanas listrik itu, makanan yang dibawa keluarga tahanan menjadi cepat basi. Dengan alat itu, makanan yang dibawa pada Senin bisa bertahan 3 hari. Sementara yang dibawa pada Kamis, bisa bertahan 4 hari sampai Minggu.

Ini juga mengganggu tahanan yang hendak menjalankan ibadah puasa Senin-Kamis dan puasa Daud. Mereka butuh alat pemanas listrik itu untuk sahur dan berbuka.

Atas tindakan itu, Karutan KPK yang dianggap tidak komunikatif dan cenderung mengambil tindakan sepihak. Selain itu, Karutan KPK juga dinilai telah mempersulit hak-hak tahanan. Di antaranya mempersulit perawatan kesehatan bagi tahanan sakit.

Para tahanan ini pun menuntut 3 hal. Pertama, memperlakukan tahanan secara manusiawi. Kedua, mengembalikan alat pemanas listrik yang telah disita. Sementara yang ketiga, menambah frekuensi kunjungan keluarga tahanan dari semula dua kali menjadi 4 kali dalam seminggu.

Ini diperlukan untuk mengurangi kemungkinan makanan menjadi basi. Keluhan ini juga disampaikan Romy kepada pihak Ditjen PAS yang hari ini baru saja melaksanakan sidak ke rutan KPK.

“Tadi juga dari Ditjen PAS ada yang datang dan sudah kita sampaikan juga. Semoga ada segera tindak lanjut,” harapnya.

Baca juga : Parker Naik Ring Lagi

Direktur Pelayanan Tahanan dan Pengelolaan Rampasan Barang Negara Ditjen PAS Heni Yuwono mengatakan kondisi Rutan layak untuk dihuni oleh tahanan.

“Untuk segi fasilitas tempat tidurnya, dan kamar mandinya, dan WC-nya itu sangat bagus. Artinya kapasitas yang ada, ini kan masih normatif,” ujar Heni.

Di Twitter, banyak yang mengomentari keluhan para tahanan. Khususnya, Romy. “Romy si Raja Ngeluh. Tahanan lain jadi ikut ngeluh,” cuit @ZainHaddy.

Hal yang sama dikicaukan @ marpaung913. “Sejak kapan Romy diangkat jadi pimpinan gerombolan Maling? Maling yang terciduk di KPK kini punya power dan aspirasi,” kicaunya.

“Jangan lupa minta TV, AC, sama kulkas juga bang. Bosan dalam tahanan,” tulis @jjryanto1, satir. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :