Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ngaku Tak Diundang Sidang Isbat

Muhammadiyah Goyang Yaqut Cs

Minggu, 3 April 2022 06:56 WIB
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu`ti. (Foto: Dok. Muhammadiyah).
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu`ti. (Foto: Dok. Muhammadiyah).

 Sebelumnya 
Senayan pun menyayangkan kejadian ini. Anggota Komisi VIII DPR, Bukhori Yusuf menilai, kejadian ini berawal dari persoalan klasik yang bersumber dari dua metodologi penentuan tanggal komariah yang berbeda. Ia mengusulkan agar ke depannya, baik dari Kemenag maupun ormas Islam membentuk kalender Islam.

Meski begitu, Bukhori memandang tidak fair juga jika Kemenag tidak menghadirkan perwakilan Muhammadiyah dalam Sidang Isbat. “Seharusnya, Kemenag meskipun Muhammadiyah sudah tetapkan tanggal, baiknya diundang,” imbuh politisi PKS itu.

Baca juga : Puasa 2 April Atau 3 April, Yang Penting Saling Rukun

Sementara, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily berpesan agar menghargai keputusan Pemerintah. Keputusan ini diambil dalam Sidang Isbat, berdasarkan atas rukyatul hilal oleh petugas yang disebar di berbagai titik daerah yang tidak melihat keberadaan hilal berada 2 derajat di bawah ufuk atau tidak.

Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan 1443 H ini pada tanggal 2 April 2022 ini. Sedangkan pemerimtah memutuskan 1 Ramadan jatuh pada 3 April 2022.

Baca juga : Dipimpin Puan, Sidang IPU Sepakati Resolusi Damai Rusia-Ukraina

“Dengan adanya perbedaan ini, tentu kita tak harus berpolemik. Perbedaan itu biasa dalam penetapan awal Ramadan. Keduanya memilki dasar hukum yang kuat menurut fiqh Islam dalam penentuan awal Ramadan ini. Hal ini bagian dari khazanah kekayaan umat Islam dalam menentukan awal Ramadan ini,” pungkasnya.

Netizen ikutan komentar soal gaduh ini. Ada yang dukung Muhammadiyah ada yang dukung pemerintah. “Muhammadiyah bukan penjilat. Muhammadiyah memberi untuk negeri, bukan meminta kepada penguasa,” cuit @Ardi62863624. “Kalau Ramadan sebelumnya saya selalu ikut Pemerintah. Tapi, kok kali ini saya lebih kuat ikut Muhammadiyah. Tentunya dengan pertimbangan yang kuat pula,” aku @usmanadi.

Baca juga : Hasto Makin Galak

Ada juga netizen yang bela Pemerintah. “Sama saja. Muhammadiyah juga tidak izin pemerintah langsung tentukan tanggal puasanya. Kayanya Pemerintah balas, kalau begitu jangan diundang, sudah biarkan saja. Pasti gak akan ngalah kok,” ulas @Ajang19645385. “Kok bodoh mbahnya. Sejak kapan Muhammadiyah mesti izin tanggal puasa? Penentuannya gak pakai nafsu, tapi pakai dua cara rukyat dan hisab. Bukan pakai ego,” timpal @salima252.

“Mengapa jadi gaduh soal hisab dan rukyat hanya terjadi saat penentuan tanggal 1 Ramadan, 1 Syawal, dan 10 Dzulhijjah saja. Padahal, di bulan Qomariah lain, termasuk penentuan waktu sholat konon sepakat gunakan hisab. Ada apa?” sesal @rinduk3adilan. “Bagi yang mengerti atau pernah mempelajari falaq dan hisab dituntut baginya untuk mengamalkan ilmunya,” pesan @amincs40. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.