Dark/Light Mode

Kapolri Pastikan Stok BBM Bersubsidi Terjamin Dan Tepat Sasaran

Jumat, 8 April 2022 20:59 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menggelar konferensi pers, usai rapat bersama Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (8/4). (Foto: Divhumas Polri)
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menggelar konferensi pers, usai rapat bersama Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (8/4). (Foto: Divhumas Polri)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menggelar rapat bersama dengan Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (8/4).

Sigit mengungkapkan, dalam rapat tersebut membahas soal isu kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), khususnya jenis solar bersubsidi. Menurutnya, dari data yang ada ketersediaan atau stok solar bersubsidi sebenarnya dalam keadaan aman dan terjamin. 

"Jadi dari pengecekan tadi secara umum, kebutuhan bahan bakar minyak kita khususnya solar, semuanya dalam batas ketahanan yang terpenuhi," ujar Sigit dalam konferensi pers.

Baca juga : Kemenpora Putuskan Indonesia Turun Di 31 Cabor SEA Games Vietnam

Demi mempertahankan tren positif tersebut, Sigit menekankan, Polri akan terus memastikan stok solar bersubsidi terjamin ketersediaannya. Korps Bhayangkara juga akan mengawal penyaluran dan penggunaannya. Dengan begitu, peruntukkannya tepat sasaran, yakni kepada masyarakat membutuhkan. Bukan untuk industri. 

"Ini yang akan kita jaga. Sehingga kemudian di lapangan solar subsidi tetap tersedia dan solar industri dipenuhi dengan solar-solar yang memang dipersiapkan untuk industri. Sehingga keberadaan minyak, solar, BBM yang secara riil. Stok sebenarnya tercukupi," tuturnya.

Mantan Kabareskrim Polri ini menjelaskan, dalam rapat tersebut memang ditemukan fakta bahwa terjadi peningkatan terhadap kebutuhan solar bersubsidi. Menurutnya, hal itu diakibatkan adanya fenomena kenaikan terhadap tren produktivitas komoditas industri jenis tertentu.

Baca juga : Kemlu Pastikan WNI Tetap Aman Di Tengah Krisis Sri Lanka

Tak hanya itu, ditambahkannya, perang yang melanda Ukraina dan Rusia juga menjadi salah satu faktor berkurangnya ketersediaan minyak dan gas di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

"Indonesia sampai saat ini khususnya di ASEAN, masih ada di nomor dua terendah (harga BBM). Karena kita masih menahan harga. Sehingga harga tetap ada di kondisi yang sama. Solar contohnya. Dan juga ada yang dinaikkan namun sebenarnya masih disubsidi," ucap eks Kapolda Banten tersebut.

Selain itu, Sigit menekankan, saat ini masih terjadi disparitas yang tinggi antara solar bersubsidi dengan solar industri, kurang lebih sebesar Rp 12.500. Dengan adanya gap tersebut,  penggunaan solar di lapangan terkadang disalahgunakan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab.

Baca juga : Pertamina Berhasil Pulihkan Stok BBM Subsidi Ke SPBU

"Yang kemudian memanfaatkan disparitas harga ini untuk kemudian mengambil kebutuhan minyak atau solar untuk industri. Mengambilnya dari SPBU subsidi. Sehingga tentunya ini menambah beban pemerintah. Ini juga akan menimbulkan permasalahan," tutur Sigit.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.