Dark/Light Mode

Sidak Bareng Dirut Pertamina Di 4 SPBU Medan

Menteri ESDM: Mobil Pribadi Jangan ``Minum`` BBM Subsidi

Senin, 11 April 2022 06:40 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif (kedua kiri), didampingi Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (kedua kanan), dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah (kiri), mengecek ketersediaan dan penjualan solar bersubsidi, di SPBU 11209108 Rest Area KM 65A, Kabupaten Serdang Bedagai, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (9/4). (HUMAS ESDM)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif (kedua kiri), didampingi Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (kedua kanan), dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah (kiri), mengecek ketersediaan dan penjualan solar bersubsidi, di SPBU 11209108 Rest Area KM 65A, Kabupaten Serdang Bedagai, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (9/4). (HUMAS ESDM)

 Sebelumnya 
Menurutnya, antrean kendaraan yang mengisi BBM kerap terjadi di wilayah Balige. Bahkan, hingga 2 jam.

Tak jarang setelah antre, Daf mengaku tidak mendapatkan BBM. Terpaksa, dia membeli di pengecer dengan harga lebih mahal lagi, Rp 7.500 per liter.

“Biasanya di SPBU Rp 5.150, kalau di pengecer Rp 7.500, tapi masih bisa dapat barangnya (solar),” ungkap Daf.

Batasi Penggunaan Solar Subsidi

Baca juga : Sidak Bareng Dirut Pertamina Di 4 SPBU Medan, Menteri ESDM Pastikan Pasokan BBM Aman

Sidak Arifin dan rombongan berlanjut ke SPBU 14201127, Jalan Sisingamangaraja XII, Kota Medan. Di situ, kepada awak media, Arifin menjelaskan tentang perlunya pembatasan penggunaan solar subsidi. Menyusul lonjakan harga minyak dunia dan sulitnya suplai.

“Kalau tidak bisa kita disiplinkan, tentunya akan menyebabkan meningkatnya jumlah subsidi dan kompensasi pemerintah. Setiap kenaikan 1 dolar AS per barel harga minyak bumi, akan memberikan dampak tambahan beban sebanyak Rp 5,7 triliun. Saat ini, harga minyak sudah di atas 100 dolar AS per barel. Sedangkan patokan dalam APBN sekitar 60 dolar AS per barel. Kurang lebih 40 juta dolar AS. Kalikan saja,” jelas Arifin.

“Kami minta pengertian dari seluruh pihak, agar tidak mengambil BBM subsidi yang bukan haknya. Beli BBM tidak bersubsidi. Kami ingin, anggaran subsidi bisa dipakai untuk menumbuhkan perekonomian,” imbuhnya.

Sementara itu, Nicke Widyawati memastikan, saat ini tidak ada kelangkaan di wilayah Kota Medan karena pasokan BBM terus ditambah. Dari empat SPBU yang didatangi, kondisi stok aman dan tidak ada antrean panjang.

Baca juga : 85,5 Juta Orang Bakal Mudik, Mobil Pribadi Dan Motor Jadi Moda Favorit

“Kondisi sudah stabil, tidak ada masalah. Seluruh daerah kita lakukan pemantauan. Kita cek,” ucap Nicke, lega.

Tahun ini, kuota BBM jenis solar di Sumatera Utara sebanyak 1.077.670 kilo liter (KL). Sementara kuota Pertalite yang tersebar di 33 kabupaten/ kota, mencapai 680.293 KL.

Penyaluran Biosolar tahun 2022 untuk wilayah Sumatera Utara, kini sudah melebihi 111 persen dari kuota.

Di Region Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), total penyaluran solar hingga 6 April 2022, telah 8 persen melebihi kuota. Sementara penyaluran Pertalite pada tahun ini, sudah melebihi kuota sebesar 227 persen.

Baca juga : Menteri ESDM Dan Mendag Langsung Action

Selanjutnya, total penyaluran solar di Region Sumbagut, hingga 6 April 2022 sudah melebih kuota sebesar 32 persen. Pemerintah mengalokasikan solar subsidi untuk masyarakat yang perlu dibantu. Bukan untuk industri-industri yang melakukan bisnis komersial. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.