Dark/Light Mode

Gambarkan Toleransi, Disambut Para Santri

Film Pesantren Diputar Di 10 Pondok, Tayang Di Bioskop 26 Mei

Senin, 18 April 2022 23:16 WIB
Pemutaran film Pesantren di Pondok Pesantren Muhammadiyah Al Furqon, Singaparna, Tasikmaya. (Foto: Istimewa)
Pemutaran film Pesantren di Pondok Pesantren Muhammadiyah Al Furqon, Singaparna, Tasikmaya. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Selama Ramadan ini, film berjudul “Pesantren”, yang disutradarai dan diproduseri Shalahuddin Siregar, diputar di 10 pesantren yang ada di Pulau Jawa. Kemudian, film ini akan ditayangkan di seluruh bioskop Tanah Air pada 26 Mei 2022.

Ribuan santri telah menyaksikan film yang sukses diputar pertama kali di International Documentary Film Festival (IDFA), Amsterdam, Belanda, pada November 2019. Festival film dokumenter terbesar dan bergengsi itu menjadi bukti kekuatan film “Pesantren” yang disambut antusias penonton dengan penjualan tiket tak tersisa di dua pemutaran pertama.

Hal ini juga terlihat saat pemutaran di 10 pesantren di Pulau Jawa, yang disambut antusias para santri dan santriwati. Yang terbaru, saat diputar di Pondok Pesantren Muhammadiyah Al Furqon, Singaparna, Tasikmalaya, Jumat (15/4). Lebih dari 600 santri dan santriwati terbawa dalam cerita film tersebut, yang seakan-akan menggambarkan langsung cerita mereka mencari ilmu di pesantren. Usia menonton, para santri memberikan tepuk tangan meriah dan mengapresiasi cerita nyata dalam pondok pesantren.

Baca juga : Sabet 24 Penghargaan Internasional, Film Rio The Survivor Tayang Di Bioskop 31 Maret

Shalahuddin menerangkan, ia sengaja membuat film “Pesantren” dengan pendekatan dokumenter tanpa ada tokoh sentral di dalamnya. “Saya melakukan riset untuk film ini pada 2015-2016. Kenapa tidak ada tokoh sentral, saya memilih untuk bicara sesuatu di film ini. Saya memilih mengambil diskusi-diskusi yang ada di dalam pesantren. Banyak hal yang didiskusikan di dalam pesantren tergambar di film ini,” kata Shalahuddin, di Pondok Pesantren Al Furqon.

Dari riset yang dilakukan itu, lanjut Shalahuddin, banyak momen yang bisa diambil, terutama para santri putra. Sedangkan untuk santriwati, harus ada yang menemani.

“Banyak yang kami tampilkan di film ini dari kehidupan para santri dan santriwati di pesantren. Point yang saya petik, tidak ada itu pesantren yang disebut-sebut sebagai sarang teroris atau pun pendidikan ke arah itu (radikal). Dari film Pesantren ini tergambarkan bagaimana diskusi para santri tentang kemajuan, keberagaman, toleransi dan juga hal-hal lainnya yang sangat positif,” sambung pria yang akrab disapa Udin ini.

Baca juga : Bantu Pengrajin Disabilitas Bali, Sandi Pesan 100 Bokor

Rumah Produksi Lola Amaria Production (LAP), selaku pendistribusi “Pesantren”, ingin film ini ditonton lebih banyak lagi para santri dan santriwati serta masyarakat luas. Lola Amaria berharap, dengan tayang di bioskop pada 26 Mei 2022, nantinya disambut baik dan antusias oleh masyarakat luas.

“Saya tidak terlibat sama sekali dalam proses pembuatan film ini. Saat Udin (Shalahuddin) mengajak saya kerja sama untuk distribusikan film ini, saya sambut senang, karena film ini sangat bagus. Saya ingin film Pesantren ini ditonton banyak orang. Karena banyak pesan baik di film ini dan menggambarkan seutuhnya kehidupan di dalam pesantren dan juga pendidikan yang diberikannya. Ini yang sangat penting dan harus diketahui oleh masyarakat luas,” ucap Lola Amaria.

Pimpinan Pondok Pesantren Muhammadiyah Al Furqon, Singaparna, Tasikmalaya, Uum Syarif Usman mengapresiasi hadirnya film “Pesantren” yang benar-benar menggambarkan kehidupan pesantren seutuhnya. Termasuk juga menggambarkan ruang-ruang diskusi di pondok pesantren serta ajaran-ajaran keagamaan yang sangat toleran dan keberagaman di dalamnya dapat terlihat jelas di film ini.

Baca juga : PKS Pengen Kuasai Kandang Banteng

“Ketika awal Mba Lola kasih tahu ingin putar film Pesantren di pondok kami, terus terang ada pertanyaan seperti apa film ini? Filmnya kayak apa? Ternyata misi utamanya biar masyarakat tahu serta paham, bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan yang baik dan jangan ada stigma yang tidak tepat terhadap pesantren,” kata Anggota Pembinaan Pesantren Jawa Barat ini.

Film “Pesantren” merupakan kerja sama Yayasan Bumi Kaya Lestari dengan Lola Amaria Production (LAP) salaku distribusi film dan Shalahuddin Siregar selaku sutradara dan produser. Dalam prosesnya, film “Pesantren” didukung PT Telkom Indonesia dan Telkomsel selama roadshow di 10 pesantren Pulau Jawa dan juga penayangannya di bioskop Tanah Air pada 26 Mei 2022. [WUR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.