Dark/Light Mode

Pengamatan Media Singapura Soal Debat Cawapres

Strait Times: Maaruf Sosok Yang Visioner

Senin, 18 Maret 2019 19:58 WIB
Pengamatan Media Singapura Soal Debat Cawapres Strait Times: Maaruf Sosok Yang Visioner

RM.id  Rakyat Merdeka - Media Singapura, Strait Times, mengamati detil debat cawapres Indonesia 2019 pada Ahad malam (17/3). Perhatian khususnya mengarah pada calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin. Penampilannya dalam debat pilpres pertama pada Januari lalu, yang dianggap biasa-biasa saja, kini berubah.

"Publik mengira cawapres berusia 76 tahun itu akan kalah dari pesaingnya cawapres nomot urut 02, Sandiaga Uno. Namun, dalam debat cawapres, Ma'ruf menunjukkan, dia juga patut dipertimbangkan sebagai sosok yang visioner," dilansir Strait Times. Dibandingkan dengan debat perdana pada 17 Januari lalu, 17 Maret lalu Ma'ruf tidak lagi nampak kalem, seperti di debat pertama.

Ma'ruf memang tampak mengawali dengan santai. Namun, lama-lama Ma'ruf dapat melawan pesaingnya, Sandiaga Uno dalam debat di sektor kesehatan, pendidikan dan lapangan pekerjaan. Salah satu topik yang cukup menarik adalah kelemahan dalam layanan Jaminan Kesehatan Masyarakat dan skema kesehatan, yang diperkenalkan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Baca juga : Prabowo Senam Bareng Ribuan Emak-Emak Di Rumahnya

Pada 2018, tercatat ada defisit Rp 16,5 triliun dalam pendanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) karena minimnya peserta premium. Ma'ruf menjanjikan skema baru berjalan lebih baik, meski dia tidak menjelaskan detail skema baru tersebut.

Sandiaga menjanjikan jalan keluar masalah tersebut dalam periode 200 hari pertama pemerintahannya dengan Prabowo Subianto, jika keduanya menang pemilu 17 April. Sandiaga juga lancar membeberkan keinginannya untuk mengembangkan kewirausahaan dengan bidang riset dan inovasi, start-up dan mengembangkan ekonomi kreatif.

"Kita akan maksimalkan rencana riset agar lebih efektif. Kita akan alokasikan dana untuk riset, seni dan pendidikan. Dengan begitu, negara ini akan maju," ujar Sandi.

Baca juga : Capres Harus Prioritaskan Energi Terbarukan

Ma'ruf mulai bersemangat saat merespons pertanyaan seputar kebudayaan Indonesia. Dia menyampaikan keinginannya memperkenalkan kebudayaan nasional ke kancah global.

"Kita akan adakan festival internasional. Kita akan buat opera house seperti yang ada di Sydney untuk mempromosilan budaya kita," ujar Ma'ruf.

Ketika membahas masalah kekurangan gizi atau stunting. Sandi menyebutkan perjuangan istrinya yang kesulitan memberikan asupan makanan kepada anak bungsu mereka. Ketika itu, istrinya melahirkan usia 42 tahun. Sang istri kemudian menemukakan ide untuk mendonasikan makanan bergizi seperti susu.

Baca juga : Debat Capres Di Jakarta Saja

Mengenai masalah lapangan pekerjaan, Sandiaga menginginkan para pekerja asing harus bisa berbahasa Indonesia jika mau bekerja di Indonesia. Sementara Ma'ruf mengatakan jumlah pekerja asing di Indonesia masoh dalam jumlah yang terkontrol. Angkanya hanya 0.01 dari total pekerja di Indonesia.

"Pekerja asing hanya bisa mengisi pekerjaan yang tidak bisa dilakukan pekerja dalam negeri. Hal ini juga bisa menjadi transfer of technology," sebut Ma'ruf. Kedua pihak sama-sama berkeinginan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan dengan mengembangkan langkah 'link and match programme' antara perusahaan dengan SMK, kelas pelatihan serta para pencari kerja. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :