Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pilpres 2024, NU Jangan Cuma Jadi Follower

Jumat, 22 April 2022 09:33 WIB
Sekolah Ramadan bertema Menakar Capres RI 2024 yang digelar Sekolah Politik dan Yayasan Talibuana Nusantara di Komplek Ligamas Pancoran Jakarta, Rabu (20/4). (Foto: Istimewa)
Sekolah Ramadan bertema Menakar Capres RI 2024 yang digelar Sekolah Politik dan Yayasan Talibuana Nusantara di Komplek Ligamas Pancoran Jakarta, Rabu (20/4). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi masyarakat terbesar di Indonesia harus mampu memegang peran utama dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. NU jangan cuma jadi follower.

Hal ini menjadi salah satu kesimpulan dalam diskusi Sekolah Ramadan bertema Menakar Capres RI 2024 yang digelar Sekolah Politik dan Yayasan Talibuana Nusantara di Komplek Ligamas Pancoran Jakarta, Rabu (20/4).

"Tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama sangat banyak yang potensial dan layak untuk menjadi Calon Presiden. Baik yang ada di dalam struktur maupun di luar struktur," kata Imam Suhardjo, senior PPP yang menjadi salah satu narasumber dalam Sekolah Politik ini.

Andi Rahmat, mantan politisi PKS mengakui, untuk NU, Andi mengungkapkan, selain dari sisi jumlah anggota yang banyak dan ketokohan yang mumpuni, NU juga punya sejarah panjang dalam jejak politik nasional. "NU juga mempunyai genetik politik yang kuat dalam politik nasional," sebutnya.

Baca juga : Maret 2022, Ekspor Pertanian Tumbuh 23,27 Persen

Di luar itu, Andi memaparkan, landscape geopolitik dan geoekonomi global kini sudah berubah.

"Kita belum tahu bagaimana perubahan tata dunia global mendatang, khususnya di bidang ekonomi. Yang jelas, semua infrastruktur ekonomi global kini sudah berubah semua. Pengaruhnya jelas mulai kita rasakan di Indonesia," tuturnya.

Karenanya, dari kondisi objektif global inilah, seharusnya kepemimpinan nasional mendatang mampu menjawab persoalan.

Lebih lanjut, Andi menjelaskan, postur APBN yang harus terbebani untuk membayar utang akibat pandemi Covid-19 dan biaya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).

Baca juga : Mudik Gratis BUMN 2022, BTN Berangkatkan Ratusan Pemudik

Sementara politisi PKB, Taufiq R Abdullah menyatakan, jika NU mau mengusung Capres, maka perlu membangun sinergi dengan kekuatan politik lain yang berhaluan nasionalis.

"Warga Nahdliyyin perlu percaya diri yang kuat dan mensolidkan barisannya baik di jajaran struktural maupun di luar struktur NU itu sendiri," tambahnya.

NU harus mampu mengkonsolidasikan elemen struktural dan kultural dalam menjawab tantangan ke depan. "Kader NU harus tampil, stop jadi followers," pungkasnya.

Hadir dalam kesempatan ini Kepala Sekolah dari Sekolah Politik KH. Endin AJ Soefihara dan pengurus Sekolah Politik Badi Zamanil Mansur. Sekolah politik ini agenda rutin setiap Ramadan. Setiap sesi dalam satu pekan, Sekolah Politik menghadirkan narasumber kompeten membahas isu kepemimpinan dan kekinian.

Baca juga : Tiga Tahun Pura-pura Jadi Dokter

Sejumlah elemen hadir sebagai peserta Sekolah Politik ini. Salah satunya adalah Wabendum Pengurus Nasional Angkatan Muda Ka'bah (PN AMK) Boy Richardo dan sejumlah politisi muda lainnya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.