Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Akademisi IPB: Berbasis E-Katalog, Mafia Benih Wassalam

Senin, 25 April 2022 07:52 WIB
Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prima Gandhi. (Foto: Istimewa)
Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prima Gandhi. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prima Gandhi mengungkapkan benih padi dan jagung yang beredar saat ini di pasaran sudah berlabel dan bersertifikat. Bahkan pengadaan benih pemerintah melalui e-katalog dan harga sudah ditentukan. 

Oleh krena itu, kata Gandhi, kecil kemungkinan ada ruang praktek mafia bisnis benih.

"Kalau ada, tangkap sebagai bentuk tindakan tegas. Sehingga bisnis benih berjalan fair dan terkontrol. Harga komersial di pasaran saya lihat tidak ada yang aneh. Masyarakat dan petani tidak mengeluhkan ketersediaan dan harga benih," kata Prima Gandhi dalam keterangannya di Bogor, Senin (25/4).

Baca juga : PN AMK Silaturahmi & Berbagi Ke Kodim Bekasi

Berangkat dari ini, dosen sekolah vokasi IPB ini menegaskan, penerapan sistem pengadaan benih yang terbuka berbasis digital benar-benar tidak memberikan ruang sedikitpun kepada mafia pangan yang memburu rente dari pengadaan benih tersebut.

Alhasil, harga benih di tingkat petani normal. Hingga saat ini tidak pernah mempersoalkan ketersediaan dan harga benih.

"Harga komersial di pasaran saya lihat tidak ada yang aneh. Masyarakat tani juga tidak mengeluhkan tentang ketersediaan dan harga benih," tegasnya.

Baca juga : Antibodi 99,2 Persen, Masih Kudu Waspada

Selain itu, tidak terlihat dominasi pasar oleh produsen tertentu atau beberapa produsen tertentu. Semua pelaku bisnis juga tidak merasa hambatan keluar masuk pasar. Ia menjelaskan hal ini disebabkan karena hampir semua pelaku bisnis padi itu UMKM, tidak terlihat ada monopoli ataupun oligopoli dalam pasar.

Bahkan hasil pemantauan di lapangan juga tidak ada tanda-tanda kartel maupun mafia benih. "Kalau ada mafia ya sikat, tangkap saja sampai habis karena benih ini sangat penting penciri produktivitas dan pondasinya pertanian," tegasnya.

Lebih lanjut, Prima Gandhi mengatakan, benih yang selama ini digunakan petani merupakan benih yang diproduksi dan dipasok oleh perusahaan swasta dan pemerintah. Perusahaan tersebut mendapatkan hak memproduksi benih berlabel.

Baca juga : Akademisi IPB: Produktivitas Padi Indonesia Peringkat Kedua Di Asia

Penggunaan benih hibrida belum banyak diminati petani, luas tanamnya hanya 100 ribuan hektar saja.

"Untuk benih jagung hibrida itu ada milik nasional dan multinasional juga kompetitif tidak ada dominasi, bahkan benih jagung Badan Litbang juga disukai pasar," tuturnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.