Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ramadan Jadi Terapi Untuk Hancurkan Virus Kebencian

Kamis, 28 April 2022 17:31 WIB
Wakil Sekretaris Komisi Pengkajian dan Penelitian Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ali M Abdillah (Foto: Istimewa)
Wakil Sekretaris Komisi Pengkajian dan Penelitian Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ali M Abdillah (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di samping mengajarkan aspek spiritual, Ramadan juga menempa dimensi sosial umat Islam sebagai pribadi yang peka dan empati. Sebab, ketika umat manusia saling peduli dan saling berbagi, tidak akan ada pribadi yang saling membenci dan saling memusuhi. Saling berbagi dan peduli menjadi terapi bagi virus kebencian.

Wakil Sekretaris Komisi Pengkajian dan Penelitian Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ali M Abdillah mengungkapkan, Ramadan merupakan media atau momentum guna menggodok diri manusia menjadi pribadi yang lebih bertakwa dan beriman kepada Allah SWT. “Karena bulan Ramadan ini sejatinya merupakan media bagi penggodok diri bagi umat manusia untuk meleburkan akhlak buruk dalam dirinya,” ujar Kiai Ali, seperti keterangan yang diterima redaksi, Kamis (28/4).

Baca juga : Daftar Smartphone POCO Dengan Spesifikasi Maksimal Untuk Rayakan Lebaran

Kiai Ali melanjutkan, akhlak buruk dalam diri manusia yang seringkali menjerumuskan adalah nafsu al ammarah bi suu’, yaitu nafsu yang membawa manusia kepada keburukan dan bersifat destruktif baik kepada dirinya sendiri maupun kepada sekelilingnya. Termasuk juga sikap saling membenci dan saling memusuhi yang justru merusak kondusifitas perdamaian bangsa.

“Nafsu al- ammarah inilah yang mengajak manusia untuk membuat kerusakan, destruktif. Ramadan ini adalah momen bagi kita untuk meluruhkan nafsu tersebut. Karena al-ammarah ini membawa kepada sikap membenci kepada sesama. Itulah esensi Ramadan yang seharusnya,” jelas Kaprodi Sejarah Peradaban Islam Pasca Sarjana Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta ini.

Baca juga : Antara Penting Dan Genting (2)

Kiai Ali juga mengungkapkan, seringkali umat manusia tidak memahami esensi Ramadan dan puasa yang dijalankannya selama satu bulan penuh. Sehingga puasa hanya dianggap sebagai aktivitas tanpa makan dan minum semata.

“Padahal, esensi dari puasa itu di antaranya, menahan nafsu, mengendalikan diri dan melatih diri untuk juga menjadi pribadi yang bertaqwa bahkan setelah Ramadan usai,” kata Sekretaris Awwal Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh al-Mu'tabaroh an-Nahdliyyah NU ini.

Baca juga : Bersiap Mudik? Lakukan 5 Hal Ini Untuk Memastikan Keamanan Ban

Dalam konteks empati dan berbagi kepada sesama, Pengasuh Pondok Pesantren Al Rabbani Islamic College Cikeas ini mengatakan, Ramadan juga melatih umat untuk senantiasa menahan nafsu akan harta dan nikmat yang diberikan Allah SWT dengan zakat dan sedekah kepada sesama manusia yang membutuhkan bantuan. “Karena zakat ini sangat banyak sekali maknanya. Salah satunya adalah mengikis penyakit bathil, agar kita tidak kikir. Selain itu zakat ini juga senantiasa mengingatkan kita bahwa harta dan nikmat yang dimiliki adalah pemberian-Nya,” terangnya.

Kiai Ali megatakan, dengan berzakat dan menyisihkan sebagian harta yang dimiliki, maka sebagai umat Muslim telah melatih diri untuk memupuk rasa persaudaraan dengan kepedulian terhadap masyarakat tidak mampu. Sehingga akan terjalin harmoni serta mengikis rasa kebencian antar sesama umat manusia. “Karena ketakwaan dan kesalehan seorang umat itu akan bisa dilihat dari bagaimana kita ini bisa berbuat baik dengan sesama hamba-Nya di muka bumi ini,” kata Kiai Ali. [WUR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.