Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan, kepuasan publik kepada Pemerintah terus menurun. Saat ini, angkanya tinggal 58 persen. Penyebabnya, antara lain naiknya harga berbagai kebutuhan pokok terutama minyak goreng. Meski angka kepuasan publik terus melorot, Istana tidak panik.
Survei Indikator dilakukan dengan mewawancarai 1.228 responden yang dipilih secara acak pada periode 5-10 Mei 2022. Survei ini memiliki margin of error 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Apa hasilnya? Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, hanya 8 persen yang mengatakan puas dan 50,1 persen yang mengatakan cukup puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Sementara itu, responden yang menyatakan kurang puas sebesar 29,1 persen dan tidak puas sama sekali 6,1 persen.
Baca juga : Hensat Mau Di Ajak Faldo Tamasya Ke Istana
"Total 58,1 persen yang menyatakan puas dan 35 persen masyarakat yang mengatakan tidak puas terhadap kinerja pak Jokowi," ucap Burhanuddin, dalam rilis survei virtual bertajuk Drama Minyak Goreng dan Kepuasan Publik terhadap Presiden, pada Minggu (15/5).
Menurut Burhan, angka kepuasan publik ini menurun jika dibandingkan hasil survei pada April 2022 lalu, yaitu 64,1 persen. Kata dia, angka kepuasan publik ini terus menurun sejak Januari 2022. Memang sempat rebound pada survei April, namun kembali turun pada Mei. Bahkan, lanjut dia, hasil survei Mei ini menjadi level terendah dalam enam tahun terakhir.
Apa penyebabnya? Kata dia, penurunan ini disebabkan, pertama, tingginya harga berbagai kebutuhan pokok terutama minyak goreng. Publik menilai, penanganan persoalan minyak goreng yang dilakukan pemerintah masih jauh dari ekspektasi. Saat ini, mayoritas publik atau sekitar 72 persen menilai harga minyak goreng masih mahal dan tidak terjangkau.
Baca juga : Kasus Kecelakaan Periode Mudik 2022 Turun 11 Persen
Burhan melihat, harga kebutuhan pokok ini selalu menjadi faktor penting dalam indeks kepuasan publik. "Approval Presiden mengalami tekanan ketika inflasi tinggi. Sebaliknya, ketika inflasi menurun, kepuasan terhadap Presiden meningkat," ungkapnya.
Alasan kedua, kata Burhan, publik menilai bantuan langsung tunai yang digelontorkan pemerintah tidak merata. Alasan ketiga dan keempat masih berkaitan dengan minyak goreng. Pemerintah dianggap gagal menangani isu minyak goreng, dan gagal tangani mafia minyak goreng.
Sementara alasan yang puas dengan kinerja Jokowi adalah soal pembangunan infrastruktur dan penanganan mudik yang dianggap baik.
Baca juga : Borong, Lalu Musnahkan
Hasil survei ini ditanggapi beragam oleh parpol koalisi dan oposisi. Politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno menilai, naik turunnya hasil survei merupakan hal biasa. Tergantung pada periode survei dilakukan.
Kata dia, pada April lalu, memang terjadi kenaikan harga yang bersifat sementara karena Puasa dan Lebaran. Saat itu juga muncul ketidakpastian akibat perang Rusia-Ukraina, kebijakan moneter negara maju mengatasi inflasi, dan fluktuasi harga migas, dan pangan dunia.
Ia berharap, pemerintah konsisten bekerja melakukan stabilisasi ekonomi pasca pandemi, dan melakukan akselerasi di sektor-sektor prioritas. "Jangan abai, tapi juga jangan lebai," kata Hendrawan, saat dikontak, kemarin.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya