Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Catatan Benny Susetyo

Pancasila Adalah Solusi Perdamaian Dunia

Kamis, 21 Juli 2022 20:14 WIB
Benny Susetyo (Foto: Istimewa)
Benny Susetyo (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tatanan Dunia Baru adalah teori konspirasi yang menyatakan sebuah periode bersejarah yang mengubah secara drastis dunia serta pemegang kuasa di dunia. Tata Dunia Baru ini diyakini melibatkan satu atau lebih kelompok elite yang berusaha mengatur dunia melalui satu sistem pemerintahan global. Daya tarik Tata Dunia Baru ini adalah tawarannya mengakhiri perang serta sengketa politik, menghapus kemiskinan, sakit-penyakit, dan kelaparan. Tujuannya ialah memenuhi kebutuhan serta harapan segenap umat manusia melalui perdamaian global.

Juga disebut sebagai “era globalisasi,” Tatanan Dunia Baru ini akan menyingkirkan kebutuhan berbagai wujud pemerintahan di dunia. Tujuan ini akan dicapai dengan mendirikan satu sistem atau lembaga politik yang sifatnya berskala dunia. Salah satu cara melaksanakan ini adalah dengan menghapus semua perbatasan yang memisahkan bangsa-bangsa dengan para tetangganya.

Diyakini bahwa Tata Dunia Baru ini akan menyerukan toleransi melalui upaya mendukung dan merangkul berbagai kebudayaan, nilai sosial, serta ideologi. Visi di balik Tata Dunia Baru adalah persatuan antara semua manusia, yang juga menyaratkan satu bahasa global demi memudahkan komunikasi. Objektif lainnya berkaitan dengan penggunaan satu mata uang global, persatuan dalam politik, agama, dan nilai-nilai moralitas. Oleh karena itu, diyakini para pemeluk konspirasi, bahwa dunia akan dikuasai satu pemerintah yang menjanjikan perdamaian dunia, penghapusan perang serta konflik politik.

Baca juga : Komisi IV Harap Ada Solusi Atasi Hama Belalang Di Sumba

Pada 1 Desember 2021 sampai dengan 30 November 2022, Indonesia mendapatkan kepercayaan memegang Presidensi G20 Tahun 2022. Dalam Presidensi tersebut, Indonesia mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger” atau “Pulih Bersama, Bangkit Perkasa”. Hal ini seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Indonesia menjadi tuan rumah G20 merupakan kesempatan baik yang memiliki manfaat strategis dan juga langsung seperti yang dijelaskan dalam situs resmi Kementerian Keuangan. Dalam hal manfaat strategis mencakup forum strategis untuk membahas isu-isu global, showcasing usaha pemulihan ekonomi Indonesia dalam masa pandemi Covid-19, dan showcasing peran Indonesia sebagai pemimpin pertemuan yang akan mendukung terbentuknya kebijakan global.

Adapun manfaat langsung yang bisa dirasakan adalah meningkatkan devisa dari kunjungan delegasi ke Indonesia. Menghidupkan sektor hospitality, mendukung peningkatan konsumsi domestik, mengoptimalkan peran UMKM, dan juga meningkatkan penyerapan tenaga kerja.

Baca juga : Citra Polisi Ke Depan

Momentum ini juga merupakan kesempatan bangsa untuk menawarkan alternatif untuk membangun keadaban dunia yakni tata dunia baru. Keadaban baru dengan tata dunia baru bisa diwujudkan dengan mengupayakan sistem ekonomi yang berkeadilan  antara negara maju dan berkembang. Indonesia bisa menjadi pemimpin negara berkembang untuk mewujudkan perubahan tata dunia baru yang berkeadilan dengan memperhatikan ekosistem alam.

Peranan bangsa Indonesia sangat strategis dalam merumuskan alternatif kebijakan agar tata dunia yang baru ini ada kesimbangan dalam hal teknologi, komunikasi, dan informasi mendapatkan akses yang sama. Ide Soekarno mengenai tata dunia baru menjadi alternatif menciptakan peradaban dunia yang berkemajuan dan terciptanya kesejahteraan bersama. Menjadi alternatif terciptanya perdamaian sejati.

Spirit gotong royong menjadi model menyelesaikan persoalan mendasar krisis global dan dampak ketegangan Rusia dan Ukraina yang melanda dunia yakni krisis pangan dan energi. Tentunya ini membutuhkan solusi yang konkret dalam pertemuan G20, yang posisi Indonesia sangat penting untuk menjembatani   ketegangan saat ini yang terjadi di dunia. Lewat politik diplomasi ini, tentu kita bisa menawarkan Pancasila jalan ketiga dari hegemoni kekuatan kapital dan ketegangan Rusia, Amerika, dan China.

Baca juga : Media Berperan Penting Ciptakan Perdamaian Di Tengah Konflik

Bung Karno menawarkan Pancasila sebagai ideologi perdamaian dunia. Salah satu kekuatan Pancasila itu ada di konsep gotong royong. Harus ditekankan bahwa ideologi Pancasila bisa menjadi jalan ketiga yang mampu memberi solusi perdamaian dunia yakni memberi solusi bagi perdamaian abadi ini dibuktikan kerja  diplomasi yang mengaktualisasikan Pancasila dalam tindakan yakni berpihak kemanusian dan duduk bersama pihak berkonflik dengan jalan musyawarah mufakat. Pancasila sebagai dasar negara memiliki kemampuan menjaga stabilitas Indonesia di tengah perubahan dunia.■

Benny Susetyo, Stafsus Ketua Dewan Pengarah BPIP

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.