Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

HAN 2022

Save The Children Dorong Pemenuhan Hak Yang Bangun Ketahanan Anak dan Keluarga

Jumat, 22 Juli 2022 19:01 WIB
Penanaman pohon untuk mengurangi dampak perubahan iklim yang dilakukan Save the Children Indonesia. (Foto: Save the Children)
Penanaman pohon untuk mengurangi dampak perubahan iklim yang dilakukan Save the Children Indonesia. (Foto: Save the Children)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setiap 23 Juli, Indonesia memperingati Hari Anak Nasional (HAN). Momentum ini tidak sekadar perayaan hak-hak anak, tetapi juga menjadi waktu yang tepat untuk refleksi dan evaluasi tentang capaian dan tantangan upaya pemenuhan hak anak di Indonesia. Tema HAN 2022, “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”, juga menggambarkan tentang pentingnya upaya pemulihan setelah pandemi dan membangun ketangguhan anak.

Sejalan dengan tema HAN 2022, Save the Children Indonesia mendorong pentingnya pemenuhan hak-hak anak yang berfokus pada membangun ketahanan atau resiliensi anak dan keluarga. Terutama mereka yang paling terdampak situasi buruk krisis iklim dan pandemi Covid-19.

Baca juga : Puan: HAN 2022 Momentum Tingkatkan Kesejahteraan Anak

Langkah ini dilakukan secara strategis dengan menyelenggarakan Pekan Berpihak pada Anak yang dilaksanakan pada 22-28 Juli 2022. Rangkaian acara ini bertujuan menyuarakan langkah-langkah adaptasi dan mitigasi yang telah dilakukan Save the Children Indonesia bersama berbagai mitra, anak, dan orang muda, dalam membangun ketahanan anak, terutama yang paling terdampak krisis iklim.

“Krisis iklim juga merupakan krisis pada hak-hak anak. Anak-anak menanggung beban berat dari dampak krisis iklim. Untuk itu, penting agar upaya pemenuhan hak anak juga menyasar pada membangun ketahanan dimulai dari peningkatan kesadaran tentang aksi adaptasi krisis iklim, mendukung ekonomi keluarga, memastikan layanan dasar kesehatan pada anak terpenuhi, mendapat perlindungan sosial, serta hak pendidikan anak,” jelas Chief of Advocacy, Campaign, Communication & Media Save the Children Troy Pantouw, seperti keterangan yang diterima RM.id, Jumat (22/7).

Baca juga : Kementan Dan BNI Kompak Tingkatkan Ketahanan Pangan

Krisis iklim memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan anak dalam berbagai bentuk. Di bidang kesehatan, data Kementerian Kesehatan tentang Data dan Informasi Dampak Perubahan Iklim di Sektor Kesehatan 2021 menjelaskan, penyakit yang berkaitan dengan perubahan iklim yaitu, diare, pneumonia, infeksi saluran pernapasan akut, serta beberapa masalah gizi seperti stunting dan underweight.

Kemampuan anak dan keluarga untuk beradaptasi dengan dampak krisis iklim juga terbatas. Salah satu alasannya karena pengetahuan, serta minimnya informasi dan pendampingan dari berbagai pihak. Karena itu, penting untuk memprioritaskan peningkatan kapasitas adaptasi anak dan keluarga serta memenuhi kebutuhan paling utama pada keluarga yang paling terdampak.

Baca juga : G20 Harus Dorong Pemberdayaan Perempuan Dan Kesetaraan Gender

“Harapan kami, Pemerintah dapat membuka ruang dialog bersama anak agar upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dapat membuahkan keadilan iklim yang ramah anak. Anak perlu dilibatkan dalam ruang-ruang diskusi dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan agar terwujud kebijakan yang ramah anak dan berpihak pada anak,” ucap Kahfi, remaja 17 tahun, Child Campaigner Save the Children Indonesia.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.