Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Inflasi di Indonesia terus merangkak naik, 4,94 persen secara tahunan (year on year/yoy). Penyumbang terbesar adalah kenaikan harga cabe merah, cabe rawit, bawang merah, tarif angkutan udara dan bahan bakar rumah tangga.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan, inflasi sekarang merupakan angka tertinggi sejak Oktober 2015. Secara tahunan, komponen bergejolak memberikan andil inflasi tertinggi, 1,92 persen.
“Ini yang tertinggi sejak Januari 2014. Saat itu, terjadi inflasi volatile 11,9 persen,” jelas Margo dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, Senin (1/8).
Baca juga : Swasta Siap Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi
Margo menilai, perkembangan inflasi kelompok bergejolak, sangat berpengaruh terhadap angka kemiskinan di Indonesia. Pasalnya, hingga saat ini sekitar 74 persen konsumsi rumah tangga miskin adalah untuk makanan.
“Jadi kalau harga pangan tinggi, akan berpengaruh ke garis kemiskinan. Kalau pendapatan tidak naik, akan mempengaruhi garis kemiskinan,” ujar Margo.
Netizen mewanti-wanti lonjakan inflasi bisa berakibat jumlah orang miskin yang semakin banyak. Apalagi, yang mengalami kenaikan harga, yakni beberapa komoditas harian rumah tangga seperti cabe merah dan bawang merah.
Baca juga : Menhub Ajak Swasta Kembangkan Bandara Komodo
“Indonesia menghadapi inflasi tertinggi dalam tujuh tahun terakhir pada Juli 2022. Namun, pengamat ekonomi telah memproyeksikan inflasi akan semakin buruk pada 2023,” kata @Iwanalidarmawan.
Menurut @NdrewsTjan, inflasi sekarang baru tahap awal. Kalau diumpamakan, sama seperti baru masuk ke halaman rumah. Jika perang Rusia-Ukraina tidak berhenti, inflasi akan bertambah tinggi.
“Sebagai imbas dari lonjakan Inflasi di Indonesia, maka orang miskin bisa semakin banyak,” ujar @Zyanpatra.
Baca juga : Genjot Pembiayaan, WOM Finance Bikin Undian Berhadiah
“Orang miskin akan bertambah banyak karena harga kebutuhan pokok naik, yang akhirnya berujung lonjakan inflasi,” sambung @H4mdb.
Akun @Giginpraginant3 mengatakan, inflasi membuat kemiskinan melonjak. Yang kaya makin gemerlap, yang miskin makin banyak. Kondisi sekarang dinamakan ekonomi kolonialistis.
“Bedanya, dulu yang kaya orang bule dan bangsawan, sekarang konglomerat dan pejabat,” katanya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya