Dark/Light Mode

Sekolah Harus Jadi Tempat Nyaman Siswa, Jangan Ada Paksaan Pakai Jilbab

Senin, 8 Agustus 2022 11:41 WIB
Ketua Umum Yayasan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) Prof Siti Musdah Mulia (Foto: Istimewa)
Ketua Umum Yayasan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) Prof Siti Musdah Mulia (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Yayasan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) Prof Siti Musdah Mulia menyayangkan kembali munculnya kasus pemaksaan memakai jilbab di sekolah negeri. Ia menilai, masalah ini berulang karena tidak adanya tindakan tegas dalam mencegahnya.

Menurutnya, masalah ini harus segera diatasi. Penguatan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika harus terus dilakukan. Pemerintah harus mampu menangani dengan serius, sistematis, dan holistik. Masyarakat juga harus diberikan pengertian bahwa tidak ada benturan antara agama dengan Pancasila sebagai hasil pemikiran para founding fathers bangsa.

“Para founding fathers kita sudah sepakat memilih demokrasi bukan teokrasi. Demokrasi itu adalah sebuah sistem yang seorang mau menerima dan melihat orang yang berbeda sehingga tidak boleh ada pemaksaan. Paling tidak, Pemerintah harus berusaha menunjukkan keseriusannya,” katanya.

Baca juga : Ketum MIPI Harap Studi Ilmu Pemerintahan Bisa Dikembangkan Di Papua

Selain Pemerintah, Musdah juga menilai, upaya pencegahan intoleransi di dunia pendidikan harus menjadi tanggung jawab semua pihak. “Kalau mengaku sebagai orang yang beragama maka kita harus toleran. Toleran itu bukan meyakini dan setuju keimanan agama lain, tetapi dengan legowo menerima bahwa beragama adalah hak mereka atau hak orang lain,” jelasnya.

Ia menilai, insiden pemaksaan mengenakan jilbab di sekolah negeri itu sebagai sebuah praktik intoleransi yang kontradiktif dengan visi misi dan jargon Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang mengusung ‘Merdeka Belajar’. Seharusnya sekolah menjadi tempat yang nyaman bagi siswa untuk mengembangkan diri dan memahami nilai-nilai kewarganegaraan yang sesuai dengan semangat Pancasila.

“Katanya Merdeka Belajar, tapi siswa tidak boleh punya pilihan. Sekolah harusnya mengajarkan saling menghargai, ajari sikap dan karakter sebagai murid itu apa, tugas dan kewajiban murid, itu yang seharusnya dijelaskan sekolah. Mau pakai jilbab itu baik, tidak pakai juga tidak apa-apa, tidak boleh menghakimi mereka yang berbeda,” tegas Musdah.

Baca juga : Pakai Jilbab Itu Harus Kesadaran, Jangan Ada Paksaan

Musdah mengatakan, dalam praktiknya masih sering ditemukan oknum yang secara tidak sadar menghancurkan nilai toleransi berkedok imbauan. Hal ini menjadi sesuatu yang mengerikan karena terjadi praktik pelabelan dan penilaian buruk terhadap seseorang yang berbeda yang bahkan sudah diajarkan sejak dini.

“Kadang oknum menjustifikasi bahwa berjilbab adalah imbauan. Tapi dalam praktiknya, ada sikap tidak menyenangkan, memberi penilaian jelek pada seseorang yang tidak berjilbab, serta pelabelan lain. Itu kan pandangan yang salah dan berbahaya. Karena dalam beragama, tujuannya adalah tentang keluhuran budi,” ujar mantan Wakil Sekjen PP Muslimat NU ini.

Dalam hal ini, ia mengungkapkan, pentingnya peran dan kompetensi guru untuk lebih didorong terkait kompetensi keberagamaannya. Serta bagaimana Pemerintah maupun Dinas Pendidikan mampu menyusun indikator keberhasilan pendidikan yang menekankan pada karakter luhur dan budi pekerti.

Baca juga : Jaga Kepercayaan Rakyat

Menurut Musdah, masalah intoleransi di sekolah ini sangat menakutkan. Bahkan masalah ini sudah terjadi di level Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang sudah mengajarkan segregasi, permusuhan, kebencian terhadap yang berbeda. Parahnya, hal itu tumbuh di lingkungan keluarganya yang sayangnya tidak mengerti agama. Oleh karenanya, Musdah mewanti-wanti agar semua pihak tidak salah arah.

“Masalah ini tidak bisa kita lepaskan begitu saja sebagai tanggung jawab negara. Masyarakat sipil harus diperkuat literasinya, sehingga terdorong pula tanggung jawabnya,” katanya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.